Wednesday, January 6, 2016

Melihat Perbedaan Sistem Penanganan Bagasi di Bandara Kualanamu dan Soekarno-Hatta

 PT Angkasa Pura II berniat menerapkan baggage handling system (BHS) di Bandara Soekarno-Hatta dan meminimalisir peran porter menangani bagasi penumpang. Sistem bagasi otomatis ini diharapkan mencegah gerilya "tikus bagasi" seperti yang menimpa penumpang Lion Air, yang kasusnya sedang ditangani Polres Bandara Soekarno-Hatta. 

Bandara di bawah AP II yang telah menerapkan sistem otomatis ini adalah Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumut. Mari kita lihat perbedaan sistem pengelolaan bagasi secara manual di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu yang lebih canggih.

1. Sistem

Bandara Kualanamu telah menerapkan bagasi otomatis atau Baggage Handling System (BHS). Hal itu diterapkan untuk meminimalisir berbagai kejahatan seperti pencurian di bagasi, yang kasus termutakhirnya melibatkan porter Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Baggage Handling System Bandara Kualanamu (Foto: Jefris Santama/detikcom)


Bagasi otomatis ini diterapkan sejak operasi Bandara Kualanamu pada 25 Juli 2013. Hal tersebut menjadikan Bandara Kualanamu adalah bandara yang pertama di Indonesia dengan menggunakan bagasi otomatis, yang memungkinkan bagasi tak perlu melibatkan tangan porter.

Bagasi otomatis ini dipantau oleh petugas dengan masing-masing monitor yang tersambung oleh CCTV di Ruang Pemeriksaan Bagasi. Di ruangan itu, aktivitas jalur bagasi otomatis terpantau oleh petugas.

Sementera di Bandara Soekarno-Hatta pengelolaan bagasi menggunakan sistem manual dengan melibatkan porter dan sekuriti dari maskapai masing-masing. Hal ini menjadi celah bagi porter 'nakal' untuk membongkar tas para penumpang.

Pemindahan bagasi di Bandara Soekarno-Hatta (Foto: Edward Febriyatri/detikcom)


2. Jalur Check In

Bandara Kualanamu memiliki 4 jalur check-in sepanjang 2 kilometer. Masing-masing jalur tersebut berisi bagasi dan harus melewati pemeriksaan X-Ray. Di X-Ray, apabila bagasi itu tertolak akan tampil di monitor petugas. Setelah pemeriksaan X-Ray, bagasi akan masuk ke satu jalur helixorter. 

Baggage Handling System Bandara Kualanamu (Foto: Jefris Santama/detikcom)


Di bagian ini barcode koper akan di-scan dan dipilah sesuai tujuan dan jenis airlines, kemudian dikumpulkan ke area pengumpulan bagasi. Bagasi otomatis ini mampu melayani 12 ribu bagasi. Namun, untuk biasanya rata-rata melayani 6 ribu unit bagasi. Selain itu juga terpasang 7 CCTV. 

Di Bandara Soekarno-Hatta proses chek in dilakukan oleh maskapai masing-masing, kemudian bagasi dipindah melalui conveyor dan diterima oleh petugas ground handling/self handling di make up area.  Di sini jumlah bagasi didata oleh petugas. Porter memilih bagasi sesuai rute dan memindahkannya ke troli barang. Di area ini ada sekuriti yang bertugas mengawasi porter. Ada 6 CCTV yang terpasang di area ini.

Foto: Hasan Al Habshy/detikcom


3. Pemindahan Bagasi ke Pesawat

Di Bandara Kualanamu barang yang sudah dipilah berdasarkan barcode kemudian dimasukkan ke dalam lambung pesawat. Di sini diperlukan petugas untuk memindahkan koper-koper. Meski memanfaatkan pertugas namun upaya pencurian bisa diminimalisir karena kesempatan untuk berbuat 'jahat' semakin kecil.

CCTV di Bandara Kualanamu (Foto: Jefris Santama/detikcom)


Di Bandara Soekarno-Hatta, bagasi penumpang yang sudah dipilih diangkut menggunakan troli barang ke area lambung pesawat. Petugas kembali melakukan pengecekan sebelum barang dimasukkan ke pesawat. Di area ini porter memindahkan barang ke lambung pesawat, sayangnya di sini hanya ada porter yang bertugas dan tidak ada CCTV. Setelah bongkar muat bagasi dan pengecekan lainnya, petugas melapor kepada pilot. Barulah pesawat lepas landas.

Foto: Hasan Al Habshy/detikcom

No comments:

Post a Comment