Tuesday, January 19, 2016

Kisah 10.42-11.19 WIB yang Menegangkan di Titik Pusat Jalan Thamrin

Iwan dan Bagus, Kamis siang itu tengah asyik bekerja. Tiba-tiba bunyi ledakan keras terdengar. Buuum! Sontak, Iwan dan Bagus serta rekan-rekannya di salah satu lantai gedung di ruas Jl Thamrin, Jakarta itu menengok ke jendela.

"Dipikir ada ledakan ban," jelas Iwan, Selasa (19/1/2016).

Asap putih dia lihat dari Starbucks. Kamera dari HP segera diambil. Beberapa gambar dia dapat. Kemudian, video dia nyalakan.

"Lihat meta datanya 10.42 WIB, saya ambil gambar, itu setelah ledakan di Starbucks," imbuh Iwan yang ditemui di kawasan Thamrin, rekannya yang duduk di sebelahnya Bagus mengiyakan.

Selang 3 menit kemudian, terdengar ledakan keras dari pos polisi. Kamera dan video milik Iwan mengarah ke pos polisi Thamrin.

"Ada orang yang menjadi korban tergeletak. Kami semua teriak-teriak kaget. Ada bom ada bom," jelas dia.

Pemandangan dari lantai gedung tempat bekerja Iwan memang pas bisa melihat ke semua titik di pusat Jl Thamrin. Saat bom dua kali meledak, sebenarnya mereka riuh ingin turun ke bawah khawatir terjadi sesuatu.

Tap, belum kaget dan shock akibat bunyi ledakan bom, tidak lama muncul tembakan. Dari atas gedung, Iwan dan rekan-rekannya melihat jelas Afif dan rekannya mengokang senjata dan menembak. Di lokasi ledakan pos polisi tengah banyak orang berkerumun mengambil foto dan melihat korban luka yang tergeletak karena ledakan.

Beberapa polisi mendekat mencoba melakukan pertolongan, salah satunya pria berkemeja putih yang belakangan dikenali sebagai AKBP Untung.

"Saya lihat dia, pria berkaus hitam menembak ke kerumunan. Saat itu ada pria yang jatuh menjadi korban (Rais 0B Bangkok Bank terkena tembakan dan terluka jatuh di jalan-red)," urai Iwan. Belakangan Rais diveakuasi oleh AKBP Herry Heryawan.

Dalam video yang diperlihatkan Iwan, kerumunan bubar begitu bunyi tembakan menyalak dan ada pria yang jatuh. Afif terlihat menembak beberapa polisi. Sedang seorang rekan Afif, yang dilihat Iwan berbaju biru berputar ke arah Pajero dan menembak polisi.

"Saya lihat pria berkaus hitam itu mereload pelurunya sambil jalan tenang ke arah Starbucks. Sedang pria berkaus biru setelah menembak polisi berjalan menghampiri pria berkaus hitam dan menyusul ke depan Starbucks," urai dia.

Mereka yang di atas gedung tahu kondisi di bawah dan melihat ada dua pria menembak membabi buta. Sedang polisi di bawah terlihat masih mencoba membaca keadaan.

"Kami di gedung teriak-teriak, ada dua pelaku di bawah yang nembak-nembak. Kami juga takut turun takut ada tembakan. Apalagi kami pikir ada sniper yang nembak," ungkap dia.

Tak lama Iwan dan teman-temannya melihat Afif mengeksekusi pria Kanada. Beberapa kali tembakan dia dengar.

"Ada pria berbaju hijau yang mau menolong pria Kanada itu, tapi ditembak juga. Kami melihat dua pria itu nembakin pria Kanada dan pria berbaju hijau," imbuhnya. Belakangan pria berbaju hijau masih hidup dan dievakuasi.

Pria Kanada dan pria berbaju hijau itu sebenarnya lari ke arah parkiran dekat mobil berlindung ke dekat mobil. Tapi dua pelaku teroris usai menembak di tengah jalan datang ke arah Starbucks dan menembak.

"Kemudian mereka jalan masuk ke arah Starbucks, nembak-nembak," terang dia.

Di dalam gedung panik melihat rentetan peristiwa itu. Semua berdoa dan berharap insiden segera selesai. Polisi saat itu sudah menyadari kondisi, terlihat AKBP Untung, Kombes Martuani, dan Kombes Krishna Murti mengejar pelaku dan menembak ke dua pelaku itu.

"Dua pelaku sudah tersudut di dekat mobil. Dan sepertinya sudah kena tembak juga. Terus bumm ada ledakan lagi," urai dia.

Setelah bom meledak, dua pelaku terlihat masih hidup. Yang baju hitam masih memegang senjata. Dari video yang diperlihatkan Iwan, terlihat AKBP Untung menghampiri dan menembak, kemudian datang juga Kombes Martuani, dan Kombes Krishna Murti. Pelaku kemudian dipastikan tewas.

"Video saya selesai jam 11.19 WIB," tutur dia.

Iwan dan rekan-rekannya masih bertahan di dalam gedung. Sekitar pukul 12.20 WIB, petugas datang dan melakukan evakuasi. Para karyawan diminta turun dan berkumpul di satu titik. Sebelum sore dipulangkan.

"Jumat libur, dan Senin baru masuk. Awal-awal teman-teman shock melihat orang dieksekusi. Semoga ini nggak terjadi lagi, semoga," tutup Bagus menimpali mengakhiri perbincangan. 

No comments:

Post a Comment