Tuesday, September 29, 2015

Ketika Air Berlimpah di Tengah Musim Kemarau...

Dalam musim kemarau ini, kekeringan melanda di sejumlah wilayah di Indonesia. Debit air di sejumlah sungai di Jawa Barat menurun. Akan tetapi, hal tersebut tidak tampak di DKI Jakarta. Sungai-sungai di wilayah Jakarta tidak kering dan persediaan air relatif cukup. 

Hal ini seperti yang diucapkan Direktur Operasional PT Aetra Lintong Hutasohit. "Masyarakat Jakarta bisa tenang karena air baku Jakarta terjamin dalam kondisi kemarau panjang," ujar Lintong di Jatiluhur, Purwakarta, Selasa (29/9/2015). 

Kenapa demikian? 

Direktur Perum Jasa Tirta II Herman Idrus mengatakan, Jakarta memiliki pasokan air yang cukup karena bersumber kepada Waduk Jatiluhur. Perum Jasa Tirta II merupakan BUMN yang ditugasi oleh pemerintah mengelola waduk itu sebagai sumber air di beberapa wilayah Indonesia. 

Sementara itu, PT Aetra merupakan operator yang membantu PAM Jaya untuk menyalurkan air ke masyarakat. Sumber air yang dikelola PT Aetra sepenuhnya dari Waduk Jatiluhur. Tidak hanya Jakarta, beberapa wilayah lain juga tidak terdampak kekeringan ini berkat Waduk Jatiluhur. 

Herman bercerita, beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodosempat melaksanakan panen raya di Cilamaya, Karawang, kawasan yang juga menerima aliran air dari Waduk Jatiluhur. Padahal, kekeringan marak terjadi sebagai dampak El Nino. 

"Panen raya di tengah-tengah kemarau panjang. Luar biasa, panen yang betul-betul raya. Produksinya luar biasa walau terjadi kekeringan," ujar Herman. 

Air yang keluar dari Waduk Jatiluhur sendiri adalah 162 liter per detik. Herman mengatakan volume air itu setara dengan debit Sungai Ciliwung yang membanjiri Jakarta. Artinya, volume itu cukup untuk membanjiri ibu kota.  

"Di sini justru di musim kemarau, kita keluarkan air 162 liter per detik itu," ujar Herman. 

Air Waduk Jatiluhur, salah satunya, bersumber dari aliran Sungai Citarum yang bukan merupakan sungai besar. Panjang sungai pun hanya 500 kilometer. Akan tetapi, Waduk Jatiluhur menjadi sumber air bagi 30 juta manusia. 

"Di mana 10 juta manusianya ada di Jakarta," ujar Herman. 

No comments:

Post a Comment