Thursday, July 9, 2015

Nasib Tak Menentu, ini Harapan Besar Warga Eks Lokalisasi Saritem

 Persoalan eks lokalisasi Saritem masih mematik problematik. Sebab, praktik prostitusi masih jalan setelah lokalisasi itu dinyatakan ditutup. Ibaratnya, jauh panggang dari api. Bagaimana respons warga? 

Saritem berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Pemkot Bandung resmi menutup lokalisasi Saritem pada 2007 lalu atau saat era kepemimpinan Dada Rosada. Tapi nyatanya, seiring waktu bergulir, aktivitas bisnis seks bagi pria hidung belang masih menggeliat. Solusi ditawarkan Pemkot Bandung dirasakan warga Saritem tidak efektif.

Jejak praktik prostitusi rupanya tetap hadir sejak Ridwan Kamil dilantik memimpin Pemkot Bandung pada 2013 lalu. Emil, sapaan Ridwan, berulang kali menggerebek zona esek-esek di Saritem. Begitupun aparat kepolisian. Terakhir pada Mei 2015, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol mengelar razia besar-besaran di Saritem.

"Sekarang Saritem total tidak beroperasi sejak razia waktu itu. Kami juga rutin mengontrol untuk mencegah kembali beraktivitas," kata Masnu, Ketua RW 9 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, sewaktu membuka obrolan bersama detikcom via telepon, Kamis (9/7/2015).

Masnu selama ini mendapatkan aneka masukan dan ide dari warganya soal penataan eks lokalisasi Saritem. Mereka, kata Masnu, sebenarnya sangat menaruh harapan besar agar Emil bisa berkontribusi memberikan solusi nyata menyelesaikan masalah kawasan Saritem.

"Kehendak warga yaitu mengembalikan ekonomi seperti dulu. Artinya warga Saritem bisa sejahtera ekonominya. Ya caranya memberdayakan masyarakat," ujarnya.

Pemberdayaan masyarakat dimaksud Masnu yaitu perlu realisasi segera keterlibatan warga bergerak dalam bidang usaha kecil menengah. Juga permudah warga Saritem mengurus kredit murah 'Melati' tanpa bunga yang digulirkan Pemkot Bandung.

"Jangan hanya rencana memberikan kredit. Warga Saritem justru merasa kesulitan," ujar Masnu.

Selain itu, dia melanjutkan, banyak lahan yang dibebaskan berstatus milik Pemkot Bandung di kawasan Saritem yang kini nasibnya tak menentu. "Sebaiknya, usulan warga, lahan Pemkot itu dibangun rumah susun. Rumah susun lebih bermanfaat, karena banyak warga Saritem yang belum memiliki rumah," tutur Masnu.

Dia menjelaskan, dari sejumlah sekitar 600 warga Saritem, sebanyak 400 orang warga asli Saritem yang terpaksa terjun kegiatan praktik prostitusi karena persoalan impitan ekonomi. "Setelah tutup (praktik prostitusi), aktivitas warga itu sekarang ngahuleng (melamun). Ya lantaran tak memiliki mata pencaharian. Mereka menunggu apa yang dijanjikan Kang Emil," ucapnya.

Intinya, Masnu menambahkan, warga Saritem yang berada di tiga RT wilayah RW 9 siap mendukung program Pemkot Bandung untuk mewujudkan wajah baru Saritem menuju arah lebih baik. "Mudah-mudahan dengan kepemimpinan Kang Emil saat ini bisa segera direalisasikan," kata Masnu.

No comments:

Post a Comment