Jakarta - Kepolisian Metro Jaya menyatakan penyidikan kasus bentrok dan perusakan Front Pembela Islam (FPI) terus berlanjut. Polisi saat ini mengumpulkan bukti-bukti dan menyelidiki nomor penyebar broadcast berisi provokasi pada massa FPI.
“Masih didalami,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, pada detik.com, Sabtu (11/10/2014).
Unjuk rasa anarkis FPI yang berujung bentrok dengan polisi pada Jumat (3/10) lalu diduga karena ada otak intelektual yang memprovokasi massa. Informasi awal dari polisi, ada beberapa oknum yang sengaja mengirimkan pesan-pesan untuk ‘memanaskan’ warga.
Diduga pesan itulah yang membuat kebanyakan pendemo berasal dari Jawa Barat. Padahal tuntutan demo mereka saat itu adalah menolak Basuki Tjahaja Purnama dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.
“Demo itu berawal dari broadcast pihak tertentu. Di (broadcast) itu dikatakan akan berunjuk rasa tolak Ahok karena banyak kebijakan pemprov DKI yang merugikan umat Islam seperti dilarang potong kurban di masjid dan sekolah. Padahal itu belum tentu benar. Mereka akhirnya terpanggil (untuk demo),” ucap Rikwanto pada Sabtu (4/10) lalu.
Ahok meminta polisi untuk tidak hanya berhenti pada 22 anggota FPI yang sudah jadi tersangka. Dia berharap kasus tersebut diusut tuntas hingga ke penyandang dana.
“Yang ditangkap itu kan cuma sampai orang di lapangan (coordinator lapangan). Saya kirim surat ke Polda, minta selidiki siapa penyandang dana, otak intelektualnya siapa. Polda harus kejar dan tangkap dalangnya,” kata Ahok.
No comments:
Post a Comment