JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo tidak sabar ingin membenahi Jakarta dan kota penyangga di sekitarnya saat resmi dilantik menjadi presiden. Ia mengaku, pemerintah saat ini tak terlalu memikirkan pembenahan Ibu Kota.
Di bidang transportasi misalnya. Transportasi di dalam kota saja tidak cukup mengatasi gerak masyarakat megapolitan yang dinamis. Harus ada moda transportasi yang terintegrasi dari Ibu Kota ke kota penyangga lain, misalnya Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
"Transportasi Jabodetabek kan sudah lama itu belum rampung-rampung. Ini tugasnya siapa coba? Ya, pemerintah pusat," ujar Jokowi pada wartawan di Balaikota, Selasa (12/8/2014).
Sekadar gambaran, pemerintah pusat tengah merancang pembangunan monorel yang akan menyambungkan kota penyangga ke Jakarta. Namun, hal itu belum terlaksanaka. Saat ini, monorel yang tengah dibangun merupakan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bekerja sama dengan pihak swasta.
Contoh kedua, lanjut Jokowi, pembangunan waduk atau bendungan di daerah penyangga demi mengontrol air yang masuk ke Jakarta. Jokowi mengatakan bahwa jabatan sekelas gubernur DKI Jakarta saja tidak mampu untuk melaksanakan proyek tersebut. Perlu jabatan sekelas menteri, bahkan presiden supaya koordinasi antarkepala daerah berjalan baik.
Jokowi mengaku bahwa pengalaman sebagai gubernur di Ibu Kota membuat paham akan tugas pokok dan fungsi jabatan tertentu dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, dia berkomitmen jika resmi terpilih menjadi presiden, Jokowi bakal membenahi Ibu Kota dari Istana.
"Saya tahu kok harus bagaimana. Panggil saja gubernur atau wali kotanya. Bilang, rampung ya, berikan target. Ditambah kerja dari para menteri. Pusat memang harusnya seperti itu. Kita sih yang simpel-simpel saja," lanjut dia.
Jokowi yakin di tangannya, pembenahan DKI Jakarta yang menyangkut koordinasi dengan daerah lain akan berjalan mulus.
No comments:
Post a Comment