Friday, October 7, 2016

Cara Pengumpulan Dana Kampanye Ahok-Djarot Dinilai Kreatif

 Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menilai ide pengumpulan dana kampanye untuk pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, merupakan hal kreatif. 

Rencananya pengumpulan dana itu akan dilakukan dengan penyelenggaraan festival, makan malam berbayar, dan lainnya. 

"Wacana kan sah-sah saja, itu kan namanya kreatif. Tinggal kami kolaborasi saja," kata Prasetio yang juga menjabat ketua tim pemenanganAhok-Djarot, kepada wartawan, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/10/2016). 

(Baca: KPU DKI Perbolehkan Ahok Cari Dana Kampanye dari Makan Berbayar)

Dia mengatakan, ide pengumpulan dana kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ini tak berbeda jauh dengan Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, PDI-P yang mengusung pasangan Joko Widodo-Ahok mengumpulkan dana kampanye dengan menjual baju kotak-kotak. 

"Baju kotak-kotak sangat diapresiasi masyarakat, dan memang rezekinya di situ," ucap Prasetio. 

Hasil penjualan baju dipergunakan untuk membuat baju kotak-kotak kembali. Dana yang dikumpulkan dipergunakan untuk membayar saksi dan keperluan kampanye. 

"(penjualan baju kotak-kotak) jadi salah satu andalan dana kami, di luar patungan iuran Rp 100.000 tiap bulan oleh anggota Fraksi PDI-P. Gotong royong partai," kata Prasetio.

Sebelumnya, Ahok memperkirakan dirinya bersama Djarot memerlukan dana kampanye hingga Rp 15 miliar. Ahok mengatakan, dana kampanye itu dipergunakan untuk membayar saksi yang berada di tiap tempat pemungutan suara (TPS). 

Dia menyebut, empat partai politik pengusung Ahok-Djarot akan mengeluarkan uang untuk pelatihan saksi. Empat partai pengusung adalah PDI-P, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar. 

"Misalnya PDI-P, sudah melakukan pelatihan saksi, pakai uang dia. Dia menggerakkan anggota DPR nya," kata Ahok.

No comments:

Post a Comment