Wednesday, January 13, 2016

Keberingasan Paspampres gara-gara camat tertibkan PKL

 Anggota Paspampres grup A atau pengawal Presiden Joko Widodo, Serda Tomy dan Serda Tengku menganiaya Camat Tanah Abang Hidayatulloh dan anggota Satpol PP, Mail Kurniawan. Kejadian itu terjadi pada Senin (11/1) malam sekitar pukul 23.45 WIB.

"Ya betul ditangani oleh POM," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (12/1).

Akibat kejadian itu, Hidayatulloh mengalami luka memar di kaki akibat ditendang pelaku. Sementara Mail luka di kepala akibat dipukul pakai airsoft gun laras panjang.

Saat dikonfirmasi, Hidayatulloh, menjelaskan awal mula kejadian itu terjadi pada Senin (11/1) malam sekitar pukul 23.45 WIB. Dia menjelaskan, tadi malam dirinya mendapat perintah dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menertibkan PKL dan sampah-sampah di belakang kawasan Mall Grand Indonesia.

"Jadi sebenarnya kita itu dari kemarin pagi hingga jelang malam melakukan penertiban di Jalan Asia Afrika. Nah kemudian malam itu kita dapat perintah TL (tindak lanjut) dari gubernur katanya ada laporan warga di belakang GI itu banyak sampah PKL," jelasnya.

Mendapat perintah dari Ahok, sapaan Basuki, dia memutuskan tak menunda dan langsung menuju lokasi. "Malam itu juga kita bersihkan. Kemudian jadi ramai (cekcok)," jelasnya.

Saat itulah, kata dia, ada orang yang mengaku aparat protes dengan penertiban yang dilakukan. Dia sempat memperingatkan agar tak mengganggu kerjanya.

"Tapi ya mungkin biasa jiwa muda, dia lagi santai, saya bilang saya kerja, jangan ikut-ikutan. Di sana kami jam 1 sampai jam 2," tambahnya.

Tapi dia berdalih tak sampai terjadi pemukulan. Dia hanya menduga orang-orang yang mengaku aparat berniat membela pedagang.

"Tapi ya namanya saya kerja, tapi sudah selesai kok," dalihnya.

Namun menurut Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Iyan Sophian Hadi pihaknya sejak malam langsung melakukan upaya preventif saat kericuhan penertiban. "Kita langsung adakan musyawarah, saat ini kondisinya sudah stabil kembali," kata Hadi saat dihubungi.

Kejadian itu bermula saat petugas melakukan penertiban di kawasan Pasar Tanah Abang sekitar pukul 21.00 WIB. Seusai melakukan penertiban tiba-tiba dua Paspampres datang ke kantor kecamatan dan memukuli sejumlah anggota Satpol PP yang ada termasuk Camat. Bahkan ada yang menodongkan airsoft gun.

Sementara itu, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Andika Perkasa membantah jika disebut Serda Tomy Pinastika dan Serda Teuku Muhamad Afrizal (TMA) memukul camat.

Keberadaan dua anak buahnya di kantor Camat Tanah Abang sebagai buntut dari tidak terima-nya mereka karena dilecehkan dengan kata-kata kasar camat saat pembersihan gerobak kaki lima liar di depan Plaza Indonesia sekitar jam 22.30 WIB.

"Tetapi benar Serda Tomy Pinastika (TP) memukul anggota Satpol PP di kantor Camat Tanah Abang sebagai 'balasan' karena Serda TP dipukul terlebih dulu di kepala bagian belakang oleh Satpol PP. Kejadian berlangsung sekitar jam 00.30 WIB," ujar Andika melalui pesan singkatnya kepada wartawan.

Kronologi versi Paspampres, saat penertiban, TMA sedang makan nasi goreng di salah satu gerobak kaki lima di depan Plaza Indonesia. Tiba-tiba Satpol PP langsung mengambil gerobak kaki lima tersebut termasuk kursi yang sedang diduduki Serda TMA & 4 orang pembeli lainnya. Serda TMA meminta waktu untuk menyelesaikan makan. Tapi camat Tanah Abang menolak dan mengeluarkan kata kasar.

Pukul 23.30 WIB, Serda TMA dan Serda TP menyambangi kantor Camat Tanah Abang. Kedatangannya untuk menyampaikan tidak terimaan-nya atas kata-kata kasar camat.

"Serda TMA kemudian menanyakan sekali lagi kepada Camat mengapa Beliau berkata kasar kepada Serda TMA. Sekalipun Camat merespon dengan agak emosi, Serda TMA sama sekali tidak menunjukkan emosi," belanya.
Andika melanjutkan, tiba-tiba salah satu pedagang yang gerobaknya disita, menendang kardus air mineral yang berada di depan kaki camat. Pedagang itu juga mencoba mencekik camat, namun dilerai Serda TP.

Setelah berhasil melerai mereka, Serda TP dihadang Satpol PP. Dia diminta kembali masuk ke kantor Camat. Saat hendak masuk tiba-tiba Serda TP dipukul di bagian belakang kepala oleh salah satu Satpol PP. Anggota Satpol PP yang lain juga berusaha mengepung dan mengeroyok.

"Pada saat itulah Serda TP balas memukul Oknum Satpol PP dan mereka yang berusaha memukuli-nya. Karena terdesak, Serda TP akhirnya mengeluarkan Air Soft Gun & memukulkan ke salah satu anggota Satpol PP."

Menurut pengakuan Andika, Serda TP dikeroyok sekitar 20 orang anggota Satpol PP. Camat melerai dan memerintahkan anggota Satpol PP tidak lagi memukuli Serda TP. Serda TP dibawa ke dalam kantor Camat sampai datang-nya aparat Koramil, Polsek, Garnisun & Pomdam.

Saat ini Serda TP & Serda TMA masih dimintai keterangan Staf Intel Paspampres. Dari pengakuannya, Serda TP memukul Satpol PP untuk membela diri, karena yang bersangkutan tidak memukul atau menendang atau mencekik camat.

"Namun Paspampres akan tetap memberikan hukuman disiplin kepada Serda TP berkenaan dengan kepemilikan Air Soft Gun," tutupnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, kejadian tersebut murni kesalahpahaman.

"Itu karena mungkin karena temennya ngomongin yang salah gitu loh. Saya sudah tanya sama camat sama Kasatpol PP termasuk walikota katanya sudah enggak ada masalah," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Dia menduga, pedagang kaki lima yang menjadi korban gusuran salah memberikan informasi kepada dua anggota pengamanan presiden itu. Ketika disinggung apakah para pedagang di kawasan Tanah Abang tersebut mendapat pengamanan dari Paspampres untuk dapat berdagang, Ahok berkelit bahwa tidak ada pengamanan khusus semacam itu di belakang para PKL.

"Tadi udah kita cek dengan Paspampres itu salah paham aja, pukulin itu sudah selesai. Saya sudah panggil camat, Satpol PP jadi sama sekali tidak ada anggota dari grup Paspampres yang membekingi lapak. Tadi saya kira ada yang membekingin lapak tapi ini salah paham saja," tandasnya.

Mantan politisi Gerindra ini juga mengaku telah menghubungi komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden itu, dan hasilnya permasalahan ini sudah diselesaikan.

"Saya juga sudah kontak kepada Komandan Regu yang A, dia bilang itu sudah enggak ada masalah," jelas orang nomor satu DKI ini.

No comments:

Post a Comment