Friday, January 1, 2016

Cerita Warga Wamena Papua, Beli Bensin Premium Rp 100.000/Liter

Wamena -Harga barang di Papua dan Papua Barat yang melambung tinggi sudah sering kali menjadi perbincangan. Nyatanya, kondisi tersebut benar adanya.

detikFinance sempat mengunjungi distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua bersama rombongan Kementerian Perhubungan dalam rangka persemian dan kunjungan kerja Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di sejumlah tempat di Papua.

Di tempat ini, sulit sekali ditemui barang-barang berharga murah.

"Di sini makan tahu tempe satu porsi Rp 25-30 ribu. Beda toko beda harga, tapi kisarannya segitu. Makan ayam Rp 50 ribu. Yang paling mahal ikan mujair bisa Rp 110-115 ribu satu porsi," ujar Ari seorang warga lokal yang dijumpai detikFinance, Jumat (1/1/2016).

Bukan hanya itu, harga bahan bakar di tempat ini pun terkenal mahal luar biasa. Warga ibu kota Jakarta yang acap kali mengeluh ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik Rp 1.000 per liter saja tampaknya harus berkaca pada masyarakat di tempat ini.

"Di sini BBM harganya mahal. Bensin (BBM jenis Premium) harganya Rp‎ 35 ribu per liter. Solar Rp 30 ribu per liter. Kalau sedang sepi, sedang sepi itu tidak ada kiriman dari Jayapura, itu harganya bisa Rp 100 ribu," ujar Johnny warga Wamena lain yang juga ditemui detikFinance.

Saking mahalnya harga BBM di tempat ini, pencurian BBM menjadi kondisi yang sering dijumpai di tempat ini. Tidak tanggung-tanggung, pencurian dengan cara ekstrim pun sering dijumpai.

"Nyurinya langsung dari kendaraan. Selang bensin dari tangki mobil itu dipotong. Pagi-pagi mobil dibawa jalan batuk-batuk (tersendat-sendat) karena bensin tinggal sisa yang di karburator saja," ungkap dia.

Biang kemahalan dari harga BBM di tempat ini, kata dia, adalah mahalnya biaya angkut barang-barang. Wajar saja, untuk mendatangkan barang ke tempat ini masih mengandalkan transportasi udara.

"Wamena ini nggak punya pantai. Barang-barang diangkut pakai pesawat. Jadi harganya mahal. Beda dengan Jayapura yang punya pantai. Di sana barang lebih murah kan karena diangkut lewat air (laut). Sudah begitu juga ngak ada jalur darat. Satu-satunya jalan cuma lewat udara," pungkas dia.

No comments:

Post a Comment