Pekerja menyiram tanaman di Taman Waduk Pluit Jakarta Utara, Selasa (13/8/2013). Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan di taman ini tidak hanya untuk ruang terbuka hijau (RTH), tetapi akan banyak sarana lain yang dapat dimanfaatkan oleh publik, antara lain menyediakan lahan untuk pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan di taman yang tengah dibangun di bibir waduk.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan membangun sejumlah taman di sekitar gedung dinas terpadu pada tahun ini. Keberadaan taman diharapkan bisa menambah jumlah ruang terbuka hijau di Jakarta yang dinilai masih jauh dari ideal.
"Gedung baru dibangun, gedung lama harus segera dibongkar supaya langsung dibuatkan taman," kata Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) I Putu Ngurah Indiana kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2014).
"Gedung baru dibangun, gedung lama harus segera dibongkar supaya langsung dibuatkan taman," kata Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) I Putu Ngurah Indiana kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2014).
Menurut Putu, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Dinas Pertamanan sehubungan dengan rencana tersebut. "Jadi begitu gedungnya dibongkar, Dinas Pertamanan akan langsung mengerjakan," ujarnya.
Seperti diberitakan, saat ini Pemprov DKI tengah membangun gedung dinas terpadu sebanyak dua tower di kawasan Jati Baru, Jakarta Pusat. Gedung tersebut nantinya akan ditempati Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas P2B, Dinas Perumahan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Seperti diberitakan, saat ini Pemprov DKI tengah membangun gedung dinas terpadu sebanyak dua tower di kawasan Jati Baru, Jakarta Pusat. Gedung tersebut nantinya akan ditempati Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas P2B, Dinas Perumahan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sementara itu, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pernah mengatakan bahwa Pemprov DKI juga merencanakan pembangunan gedung dinas terpadu di kawadan Kasablanka, Jakarta Selatan.
"Kita mau hantam 40 lantai paling maksimum. Kalau 50 lantai terlalu mahal katanya," ujarnya beberapa waktu lalu.
"Kita mau hantam 40 lantai paling maksimum. Kalau 50 lantai terlalu mahal katanya," ujarnya beberapa waktu lalu.
No comments:
Post a Comment