Wednesday, May 7, 2014

Benahi Jakarta, DKI Adopsi Teknologi Negara Eropa

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Selasa, 6 Mei 2014, menuturkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, ingin belajar dari negara-negara Eropa untuk membenahi semua tata kota nya. Mulai dari mengatasi macet hingga banjir.
Menurut Ahok, sapaan Basuki, salah satu alasan Jakarta ingin berkaca pada negara-negara di Eropa karena dahuluya negara-negara di Eropa pun mengalami hal yang sama seperti di Jakarta. Kata dia, misalnya di Belanda kerap mengalami banjir karena letak negaranya di bawah laut.
Kemudian pada saat jaman revolusi industri juga beberapa negara di Eropa pernah mengalami pencemaran udara yang sangat parah.
“Intinya begini, kami ingin belajar dengan negara-negara eropa. Kalau kita lihat negara-negara eropan kan sungainya bersih semua, udaranya bersih. Mereka juga pernah mengalami masa seperti kita dulu, jorok dimana-mana,” kata Ahok di Balai Kota.
Disampaikan Ahok, salah satu yang akan ditiru oleh negara-negara eropa itu adalah teknologi yang akan digunakannya. Kata dia, jadi saat ini Jakarta jangan sampai menggunakan teknologi yang pernah gagal digunakan negara-negara di Eropa tetapi harus meniru apa yang pernah berhasil di Eropa.
Sehingga dengan meniru apa yang pernah berhasil di Eropa itu, Pemerintah Provinsi bisa lebih menghemat dari segi anggaran maupun dari segi waktu. Karena dengan meniru teknologi yang terbaik di Eropa bisa menjadikan Jakarta setara dengan kota-kota di Eropa.
“Eropa kan butuh waktu belajar dari kesalahan-kesalahan, makannya ada kerja sama seprti ini kita harapkan kesalahan-kesalahan yang lama itu jangan ditempuh lagi. Tapi langsung loncat saja gunakan yang terbaik,” terangnya.
Ahok menambahkan, salah satu langkah kongkrit yang akan ditiru Jakarta dari negara-negara di Eropa adalah tentang teknologi pengolahan air limbah, teknologi pengolahan sampah. Kemudian untuk penangan masalah banjir Jakarta juga akan belajar banyak soal Deep Tunnel dari negara-negara Eropa.
“Misalnya Depp Tunnel, dulu kajiannya ada 14 zona. Kalau teknologi baru kan bisa langsung bikin terowongan. Dulu kan bikin terowongan tunnel  masih mahal. Karena belum ada mesin yang canggih, kalau sekarang sudah ada. Jadi loncat saja,” tutur dia. [roh]

No comments:

Post a Comment