Friday, May 9, 2014

Ahok Cerita Soal Pertamina yang Beli Lahan Bakrie Untuk Tower Tertinggi

http://images.detik.com/content/2014/05/09/1016/ahok.jpg
Jakarta -Pagi ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok) menemui perwakilan dari Pertamina Asset Management, terkait rencana BUMN migas ini membangun menara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Dari lahan yang digunakan untuk membangun menara itu, ada lahan seluas 2.400 meter persegi yang dibeli Pertamina dari perusahaan grup Bakrie. Namun ternyata ada kewajiban yang sebelumnya belum dibayar oleh pihak Bakrie kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ini tujuan pertemuan tersebut.

"Ya itu masalah dia mau bangun tower Pertamina yang tinggi itu. Nah ada beberapa tanah yang dibebasin kan dia beli dari Bakrie. Ada beberapa kewajiban belum dibayar. Nah kita panggil BPKD (Badan Pemeriksa Keuangan Daerah). Sudah selesai tadi," ujar Ahok usai pertemuan yang dilakukan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Memang tahun lalu, Ahok pernah menegur PT Bakrieland Development Tbk termasuk dalam salah satu pengembang besar di Jakarta yang belum juga memenuhi kewajiban fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) di proyeknya. Seperti, proyek Bakrieland yang berlokasi di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, sehingga membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah.

Ahok mengakui masalah disiplin dan penyimpangan penggunaan lahan di DKI Jakarta sudah menjadi masalah sejak 30-40 tahun lalu. Ia optimistis masalah tersebut satu per satu bisa diselesaikan.

Pihak Bakrie Swasakti selaku anak usaha Bakrieland telah menjawab soal teguran dari Ahok ini. Ahok mengatakan, pihak Bakrieland belum juga memenuhi kewajibannya tersebut. Pemprov DKI mengaku sulit untuk menagih kepada pihak Bakrie.

"Bagaimana cara nangkapnya? Makanya lebih enak jadi presiden kan. (Ketawa). Sebelum keduluan mereka jadi presiden. Kalau dia jadi presiden susah nagih lagi loh," kata Ahok.

Pertamina Tower akan memiliki ketinggian sekitar 530 meter, 99 lantai, dan luas total bangunan 540.000 m2 di atas lahan seluas 5,7 ha. Pertamina Energy Tower juga akan dilengkapi dengan fungsi-fungsi penunjang, seperti masjid berkapasitas 5.000 orang, convention hall, energy center, dan fasilitas olahraga.

Pertamina Energy Tower akan menjadi salah satu Green Building di Indonesia dengan target memperoleh sertifikat green building dari the Green Building Certificate Institute pada level platinum, dilengkapi dengan zero water run-off dan water recycle, renewable energy showcase, dan dengan 55% kawasan berupa area terbuka hijau.

Pertamina Energy Tower melibatkan Skidmore Owings Merrill (konsultan utama) dan Turner International (konsultan project management), yang kedua terlibat dalam penggarapan proyek fenomenal gedung tertinggi di dunia Burj al Khalifa, Dubai-UEA, serta Rider Levett Bucknall sebagai konsultan quantity surveyor.
(dnl/hen) 

No comments:

Post a Comment