Thursday, May 29, 2014

Segenggam Lumpur Lapindo untuk Jokowi

Jakarta - Empat pria dengan tubuh penuh lumpur berjalan tertatih dari arah tengah kolam lumpur menuju satu titik di tepian. Tujuan mereka adalah seorang pria berkemeja kotak-kotak yang berdiri di tepian kolam derita warga Sidoarjo.

Ya, pria itu Jokowi, capres asal PDIP yang berpasangan dengan Jusuf Kalla untuk Pilpres 2014. Pria asal Solo itu menatap perjalanan keempat 'manusia lumpur' sambil mendengar riuh sorakan dukungan pencapresan di belakangnya.

Sesampainya di hadapan Jokowi, seorang pria menyerahkan segenggam lumpur untuk mantan Wali Kota Solo itu. Segenggam lumpur itu diterima dengan tangan kanan telanjang. Lalu tangan itu diangkatnya, dilambai-lambaikan.

Jokowi kemudian didapuk untuk berpidato di atas panggung 6x4 meter persegi yang telah disiapkan tak jauh dari kolam lumpur. Tak jelas benar kapan Jokowi mencuci tangannya, namun di panggung, saat menggenggam mic, tangan itu telah bersih dari lumpur. Ditatapnya sesaat ratusan pasang mata yang memandangnya.‎ 

Ayah 3 anak ini membuka pidatonya dengan salawat, hal yang dia selalu lakukan akhir-akhir ini. Lalu dia meminta maaf karena tak bisa lama berada di tempat itu.

Tak lama berbasa-basi Jokowi ‎membahas soal penyelesaian lumpur Lapindo.

"Negara harus hadir menyelesaikan masalah lumpur Lapindo. Jika tidak, maka sama saja Negara melupakan kedaulatan rakyat," ‎kata Jokowi di tanggul Lumpur Lapindo Titik 21, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (29/5/2014) sore.

‎Jokowi lalu diam. Cukup lama, sekitar 30 detik.

"Sudah jelas toh?" ujarnya kemudian. "Kalau sudah jelas, saya mohon pamit sekaligus izinkanlah saya menandatangani kontrak politik ini," ujar Jokowi.

Ada nada kecewa dari massa, mungkin karena pidato Jokowi terlalu singkat. Namun, nada kecewa itu langsung berganti sorak sorai ketika Jokowi menandatangani kontrak politik. 

Ada 4 poin dalam kontrak politik itu, yang intinya adalah soal Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, penanggulangan ganti rugi lumpur Lapindo, dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan kontrak politik itu menjadi janji pengikat untuk menuntaskan permasalahan lumpur Lapindo. Janji seorang calon presiden yang menerima segenggam lumpur yang telah 8 tahun menggenangi 3 kecamatan di Sidoarjo.

No comments:

Post a Comment