Friday, May 9, 2014

Warga Kampung Deret Cilincing Tak Sabar Nikmati Air Bersih

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Deret Cilincing di RT 12 RW 04, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, sudah tidak sabar untuk bisa menikmati air bersih. Meskipun rumah mereka sudah dipercantik namun air bersih masih belum masuk ke kawasan kampung nelayan yang berada di pinggir laut tersebut.

Sarnoto (35), salah satu warga mengungkapkan selama ini untuk mendapatkan air bersih warga harus mengalirkan air dari tempat yang berjarak 500 meter dari rumah dengan biaya Rp 15.000 per 30 menit. Air sebanyak itu, kata dia, hanya cukup untuk keperluan rumah tangga selama dua sampai tiga hari saja. 

"Biasanya satu jam setiap harinya nyelang air, kalau lagi cekak kita enggak pakai selang, tapi pakai air sumur yang ada di rumah pak RT," ujarnya. 

Hal senada juga diungkapkan Misnah (24). Da ingin air bersih bisa segera masuk karena selama ini dia harus mengambil air dari tempat lain. 

Sementara itu Ketua RT 12, Wahid, mengatakan pasokan air bersih akan segera dinikmati oleh para warganya. Saat ini, kata dia, pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sudah melakukan survei ke daerah tersebut. 

"Janjinya tidak lama lagi air bersih dan murah sudah bisa masuk ke sini (Kampung Deret)," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan kampung deret yang berada tidak jauh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing tersebut pada Kamis (8/5/2014) kemarin. Pantauan Kompas.compuluhan rumah yang dengan cat warna kuning berjejer dengan manis. Rumah-rumah itu dipoles sesuai keinginan pemilik masing-masing.

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RT 12 RW 04 di Kampung Deret Cilincing, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, mengaku sangat bersyukur dengan adanya pembenahan di kampung mereka.

Warga yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan tersebut saat ini sudah tidak lagi merasakan dinginnya empasan air laut yang masuk dari bilik bambu rumah mereka karena saat ini rumah mereka sudah disulap menjadi beton.

Pantauan Kompas.com, puluhan rumah bercat kuning berjejer dengan manis. Tampak berbagai bentuk model rumah sesuai dengan kreativitas dan keinginan pemiliknya. Ada yang menghias rumahnya dengan pagar kayu khas rumah Betawi. Ada pula yang memasang pagar besi.

Salah seorang warga, Misnah (24), membedah rumahnya yang awalnya terbuat dari bambu menjadi sebuah rumah beton bertingkat. Rumah dengan cat berwarna kuning tersebut tampak cantik dengan ornamen pagar kayu di depannya.

Untuk membedah rumah dengan ukuran 4,5 x 6 meter tersebut, ia mendapatkan bantuan sebesar Rp 48 juta. Namun, bantuan tersebut ternyata belum cukup sehingga ia harus menomboki biaya sebesar Rp 25 juta.

Kekurangan itu ditutupinya dengan meminjam ke bank sebesar Rp 5 juta, dan sisa biayanya didapat dari saudara dan tetangga. "Pas bangun rumahnya ternyata kurang, nanggung juga jadinyaminjem aja," ujar Misnah kepada Kompas.com di Kampung Deret, Cilincing, Jumat (9/5/2014).

Hal senada juga diungkapkan oleh Sarmad (55). Ia juga harus meminjam sebesar Rp 10 juta untuk membenahi rumah dengan ukuran 8 x 6 meter tersebut. Sebelumnya ia mendapatkan bantuan sebesar Rp 54 juta. "Jadi pinjam ke bank Rp 5 juta, sisanya pinjam sama tetangga," ucapnya.

Ia mengaku sangat bersyukur karena rumah sebelumnya yang terbuat dari bilik bambu kini berubah menjadi rumah beton. Lelaki yang sudah 40 tahun bekerja sebagai nelayan tersebut mengatakan, bila tidak ada bantuan dari pemerintah, belum tentu ia bisa menyulap rumahnya seperti sekarang ini.

Sebelumnya, pada Kamis (8/5/2014), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan 40 rumah di lokasi tersebut. Sampai saat ini total rumah yang telah dibenahi dalam program kampung deret di Jakarta Utara sebanyak 240 unit.

Sementara itu, dari program tahun 2013, di Jakarta Utara terdapat enam lokasi pembangunan kampung deret, yakni Kelurahan Semper Barat, Kelurahan Pejagalan, Kelurahan Pademangan Timur, Kelurahan Tanjung Priok, Kelurahan Marunda, dan Kelurahan Cilincing.

No comments:

Post a Comment