Wednesday, January 18, 2017

Benarkah IPM DKI di Bawah Ahok Lebih Tinggi Dibanding Era Sutiyoso, Foke, dan Jokowi?

Pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, sering membanggakan besar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi DKI Jakarta.
Dalam acara debat cagub lalu, Djarot mengatakan IPM di Jakarta paling tinggi di Indonesia.
Kompas.com mencoba memeriksa besar IPM Jakarta pada 4 periode pemerintahan melalui situs resmi Badan Pusat Statistik pada Rabu (18/1/2017), yakni era SutiyosoFauzi BowoJoko Widodo, dan Basuki alias Ahok.
Pada akhir kepemimpinan Sutiyoso periode pertama, yaitu tahun 2002, IPM di Jakarta sebesar 75,60. IPM tingkat nasional sebesar 65,80.
Pada akhir pemerintahan Sutiyoso di periode selanjutnya, yaitu 2007, besar IPM di Jakarta adalah 76,59. Sementara IPM di tingkat nasional ketika itu adalah 70,59.
Bagaimana dengan IPM di masa pemerintahan Fauzi Bowo?
Data BPS menunjukkan IPM di Jakarta sejak tahun 2010 hingga 2015 menggunakan metode baru. Foke (sapaan Fauzi Bowo), mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2012. Besar IPM ketika itu adalah sebesar 77,53 dan besar IPM di tingkat nasional adalah 67,70.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selanjutnya dipimpin oleh Joko WidodoJokowi hanya memimpin sampai tahun 2014, setelah itu dia dilantik menjadi Presiden RI.
Pada akhir masa jabatan Jokowi, besar IPM di Jakarta adalah sebesar 78,39. Besar IPM secara nasional pada tahun 2014 adalah 68,90.
Basuki Tjahaja Purnama melanjutkan pemerintahan Jokowi setelah itu. Data terakhir IPM berdasarkan situs BPS baru sampai tahun 2015.
Pada era Ahok, besar IPM adalah 78,99, itu sesuai dengan klaim Ahok selama ini. Besar IPM secara nasional pada tahun 2015 adalah 69,55.
Jika melihat data-data tersebut, besar IPM di Jakarta semakin tinggi pada tiap periode pemerintahan. IPM Jakarta juga selalu lebih tinggi daripada IPM nasional. Selain itu, besar IPM di Jakarta juga paling tinggi dibandingkan provinsi yang lain.

No comments:

Post a Comment