Sunday, November 13, 2016

Janji Triliunan Rupiah untuk Warga Jakarta dari Agus Yudhoyono

Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, mengemukakan program-programnya saat berpidato politik di hadapan seribuan pendukungnya. Dia menjanjikan bantuan senilai triliunan rupiah untuk warga Ibu Kota, termasuk bantuan tunai.

"Ada yang kritik saya, bahwa program BLS (Bantuan Langsung Sementara) ini merupakan program bagi-bagi uang, charity dan tidak mendidik karena hanya diberikan ikan bukan diberikan kailnya. Setuju dengan itu? Tidak. Yang jelas, saya dan Bu Sylvi tidak setuju dengan pendapat itu," kata Agus berpidato di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU), Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Minggu (13/11/2016). 

Mengenakan kemeja ungu dan celana hitam, Agus tampak bersemangat dalam pidatonya. Dia menyampaikan pidatonya dengan gaya interaktif, sesekali bertanya kepada pendukung dan dijawab dengan semangat pula. Hadir dalam acara ini, calon wakil gubernur Sylviana Murni, istri Agus yakni Annisa Pohan, ibunda Agus yakni Ani Yudhoyono, hingga tokoh PPP DKI seperti Abraham Lunggana (Lulung).

Dia menjelaskan, APBD DKI Jakarta punya ruang untuk memberikan bantuan dana kepada rakyat Jakarta. Atas dasar ini, dia berani mencanangkan program bantuan dengan nominal triliunan rupiah. 

"Setelah kami hitung, APBD Jakarta memilki ruang untuk memberikan dana bergulir Rp 50 juta untuk satu unit usaha. Saya ulangi, Rp 50 juta untuk bantuan modal, untuk satu unit usaha secar bergulir," kata Agus disambut riuh tepuk tangan lebih dari dua ratus orang di ruangan.

Pertama, dia mengemukakan rencana program bantuan dana bergulir untuk permodalan pelaku usaha. Nominalnya Rp 50 juta untuk satu unit usaha. Bila ditotal, dia menyebut angka Rp 1 triliun untuk tahap awal dana bergulir untuk permodalan ini.

"Kami alokasikan Rp 1 triliun untuk tahap awal dana bergulir," kata Agus.

Dia menyebut ada 368 ribu pengangguran terbuka di Jakarta. Angka ini bisa lebih parah bila ditambah dengan golongan setengah pengangguran dan golongan orang-orang yang berisiko kehilangan pekerjaan. Agus melihat ini masalah yang sangat serius. Dia percaya, Rp 1 triliun itu bisa untuk mengembangkan 20 ribu unit usaha baru, menggerakkan perekonomian rakyat, mengurangi pengangguran 100 sampai 200 orang bila setiap unit usaha mempekerjakan 10 orang. 

"Ini bukan bagi-bagi uang. Tujuan kami jelas, yakni untuk mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan," kata dia.

Program selanjutnya, yakni Bantuan Langsung Sementara atau BLS. Jumlahnya Rp 650 miliar per tahun. Bila dikalkulasi, maka setiap keluarga miskin akan mendapat BLS sebesar 5 juta per tahun, atau sekitar Rp 400 ribu per bulan. Dia menyebut ada 384 ribu warga miskin atau 128 ribu keluarga miskin di Ibu Kota. Mereka inilah yang akan mendapatkan BLS, bantuan yang bersifat tunai.

"Saya ulangi, besar BLS per keluarga miskin adalah Rp 5 juta per tahun, atau lebih dari Rp 400 ribu rupiah per bulan," kata Agus disambut sorak-sorai.

Selain dana bergulir utnuk permodalan usaha dan BLS, ada lagi duit pemberdayaan komunitas. Ini untuk membiayai pelatihan di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Dia memandang RT RW belum diberdayakan dan belum diperhatikan. Besaran dana pemberdayaan komunitas ini sebesar Rp 1 miliar per tahun.

"Saya ulangi, Rp 1 miliar per RW per tahun. Berapa besarnya? (dijawab audiens Rp 1 miliar) Berapa? (dijawab audiens Rp 1 miliar)" kata Agus bepidato dengan gaya interaktif dengan massa pendukungnya.

Dia menilai bantuan tunai adalah obat mujarab untuk menurunkan kemiskinan, asalkan bantuan ini tepat sasaran. Dia menjamin, dalam lima tahun mendatang angka kemiskinan bakal turun dari 3,75 persen menjadi 2,75 persen. Angka kesenjangan akan turun dari 0,41 menjadi 0,35 selama lima tahun mendatang.


Agus menyatakan, bantuan tunai ini bukan barang terlarang bahkan di kalangan negara G20. Amerika Serikat, Brazil, dan India disebutnya menerapkan bantuan semacam itu. Program bantuan ini harus diselenggarakan secara akuntabel dan transparan.

"Saat masyarakat sudah mampu (kelak) maka kita berikan kail, dan bukan ikannya," kata Agus.

No comments:

Post a Comment