Wednesday, November 2, 2016

"Blusukan" yang Membuat Djarot Beristighfar...

Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berkampanye dengan blusukan di kawasan Pesing Koneng, Kedoya Utara, Jakarta Barat, Selasa (1/1/2016).
Djarot menyusuri gang sempit di pinggir rel kereta api Pesing. Dia terus menyusuri gang hingga menemui permukiman padat penduduk yang berdiri di bantaran Kali Pesing.
Di sana, Djarot melihat-lihat keadaan kali yang sudah dangkal dan masih dipenuhi sampah. Berulangkali, dia menggelengkan kepalanya. Dia langsung berbincang dengan warga setempat mengenai permasalahan di sana.
Kepada Djarot, warga mengaku rumahnya kerap kebanjiran. Hanya saja, warga juga menolak tempat tinggal mereka digusur. Sebab, mereka mengaku memiliki kelengkapan sertifikat. Djarot berjanji akan memprioritaskan normalisasi Kali Pesing jika memenangkan kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Makanya saya bilang sama tokoh di sana, bahwa ini nanti ada alat berat masuk, berarti mereka akan kena normalisasi sungai, karena mau dipasang dinding turap, dan mereka setuju," kata Djarot.
Pembangunan dinding turap untuk mencegah luapan air Kali Pesing ketika hujan deras mengguyur. Kemudian nantinya Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun jalan inspeksi lengkap dengan lampu LED.
Jika warga memiliki sertifikat kepemilikan lahan dengan lengkap, mereka tidak akan direlokasi ke rumah susun. Nantinya pemukiman mereka akan direvitalisasi. Djarot menyatakan, penataan pemukiman paling baik adalah dengan membangun rumah secara vertikal.
"Makanya kami butuh dialog. Tentunya kalau rumah mereka bagus, kan seneng juga," kata Djarot.

Terkejut lihat banyak anak kecil

Setelah membicarakan rencana normalisasi Kali Pesing, Djarot terkejut melihat banyaknya anak kecil di sana. Selama Djarot menyusuri satu gang ke gang lainnya, anak kecil terus mengikuti langkah mantan Wali Kota Blitar itu.
Djarot pun mengimbau warga agar tidak memproduksi banyak anak.
"Ya ampun tiap orang di sini kok punya anaknya 4 sampai 5 anak," kata Djarot.
Setelah itu, Djarot terlihat berbincang dengan ibu-ibu di sana. Dengan menggunakan bahasa Jawa, Djarot meminta agar ibu-ibu di sana melaksanakan program Keluarga Berencana atau KB. Ia mengimbau agar tiap pasangan memiliki anak maksimal dua orang.
"Bapaknya juga jangan terlalu nafsu bikin anak terus. Istrinya juga cukup satu, jangan banyak-banyak," kata Djarot.
Dia tambah terkejut ketika menemui satu rumah ditempati oleh 26 jiwa. Djarot langsung menggelengkan kepalanya sambil mengucap kalimat Istighfar. Sebab rumah yang mereka tempati terlihat semi permanen dan berukuran kecil.
"Gimana ini anak-anak tidurnya? Kasihan ini banyak banget lho. Berarti ini rumah ini ada 26 orang ya. Astaghfirullah al adzim," kata Djarot.
Melihat kondisi ini, Djarot menyebut program KB masih belum dapat terealisasi dengan baik. Sehingga, lanjut dia, perlu pembinaan KB secara berkelanjutan kepada warga.

KJP hingga tak kenal lurah

Tak hanya itu, Djarot yang blusukan didampingi oleh anggota DPR RI Charles Honoris menemukan warga yang mengeluhkan program Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Warga itu mengeluhkan dana KJP nya dipotong oleh sang guru. Padahal, lanjut dia, seharusnya dana KJP langsung ditransfer ke rekening peserta didik. Anak warga tersebut bersekolah di sebuah SMK swasta di Kedoya Selatan.
"Lho seharusnya langsung ke muridnya bukan guru. Ya sudah saya catat sekolahnya," kata Djarot seraya mengeluarkan sebuah kertas kecil dengan ballpoint. Ia pun mencatat keluhan ibu tersebut.

Selain itu, ada pula warga yang bertanya tentang proses pembuatan KJP. Selain menjelaskan proses pembuatan KJP, ia juga mewanti-wanti agar dana KJP tidak disalahgunakan oleh orangtua.
"Minta surat keterangan tidak mampu ke kelurahan. Kenal enggak sama Lurahnya?" tanya Djarot.
"Enggak, Pak," kata warga.
Warga yang sebagian besar ibu-ibu itu mengaku belum mengenal Lurah mereka. Selain itu, mereka menyebut, sang lurah belum pernah mendatangi lingkungan tempat tinggal mereka.
"Kalau Lurah yang dulu sering Pak ke mari. Makanya jangan suka diganti cepat-cepat, Pak," kata seorang warga.
Djarot pun tersenyum dan kembali mencatat permasalahan warga itu di sebuah kertas kecil. Setelah menemui warga Kedoya Utara, Djarot pun menyelesaikan kegiatan kampanyenya hari itu.
Djarot mendampingi Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka mendapat nomor dua dan diusung oleh empat partai politik. Yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.

No comments:

Post a Comment