Dalam peresmian terminal peti kemas New Priok fase I, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung masalah dwell time. Salah satunya yang 'disentil' Jokowi adalah dwell time di Pelabuhan Belawan yang dikelola PT Pelindo I.
Menurut Jokowi, dwell time di Pelabuhan Belawan masih berlangsung antara 7-8 hari, dan ini harus segera dipangkas. Apa respons Pelindo I terhadap teguran Jokowi tersebut?
Sekretaris Perusahaan Pelindo I, Muhammad Eriansyah mengungkapkan, pihaknya sudah membenahi masalah dwell time di Belawan. Dwell time di Belawan saat ini tercatat 3,52 hari, tercatat pada per 12 September 2016
"Jadi bukan 7 atau 8 hari. Dari dari data yang kita update dan kita kirimkan ke Kementerian Perhubungan dan otoritas lainnya, saat ini dwell time kita 3,52 hari. Sudah banyak progres yang kita sudah lakukan," jelas Eriansyah kepada detikFinance, Selasa (13/9/2016).
Eriansyah merinci, pada Januari lalu angka dwell time masih 4,06 hari, kemudian pada Februari turun menjadi 3,72 hari. Selanjutnya, Maret menjadi 3,16 hari, April 3,16 hari, Mei 3,76 hari.
Lalu, di Juni dwell time jadi 2,57 hari, Juli 3,68 hari, dan Agustus lalu 3,09 hari.
"Saya hanya menjelaskan apa yang terjadi di lapangan. Kita memang sudah banyak lakukan perbaikan," jelas dia.
Eriansyah mengungkapkan, soal dwell time, juga bukan merupakan tanggung jawab operator pelabuhan saja, melainkan juga semua instansi pemerintah yang terlibat dalam proses pemeriksaan keluar masuk barang di pelabuhan.
"Kemudian soal dwell time bukan hanya di Pelindo saja. Ada banyak pihak yang terlibat dalam proses pemeriksaan. Kita juga tidak ingin barang menumpuk lama di pelabuhan. Tugas kita dibongkar muat," ujarnya.
Eriansyah menambahkan, rata-rata kapal dari saat berlabuh hingga berangkat keluar pelabuhan, hanya membutuhkan waktu 32 jam saja.
"Angka TRT (Turn Round Time) atau kapal mulai kita pandu masuk ke pelabuhan, dia bongkar barang atau kontainer, sampai kemudian kapal itu berangkat keluar lagi, kita rata-rata sekarang 32 jam saja. Jadi proses di bongkar muat kita bisa cepat," pungkasnya. (hns/hns)
No comments:
Post a Comment