Pengunduran diri Mantan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Boy Sadikin, dari PDI-P dinilai menyulitkan langkah partai banteng moncong putih itu dalam melakukan konsolidasi kader di akar rumput untuk memenangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalamPilkada DKI Jakarta 2017.
"Pengunduran diri putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu saya kira akan menjadi pukulan berat bagi PDI-P. Bahkan ini boleh disebut sebagai musibah bagi PDI-P dalam perhelatanPilkada DKI Jakarta," ujar Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Pengunduran diri putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu saya kira akan menjadi pukulan berat bagi PDI-P. Bahkan ini boleh disebut sebagai musibah bagi PDI-P dalam perhelatanPilkada DKI Jakarta," ujar Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
(Baca juga: Boy Sadikin Langsung Mengundurkan Diri dari PDI-P Setelah Diajak Prabowo dan Sandiaga )
Ia menyebut Boy sebagai motor PDI-P di DKI Jakarta. Menurut dia, ketokohan Boy di level provinsi tidak bisa dianggap remeh.
Ia menyebut Boy sebagai motor PDI-P di DKI Jakarta. Menurut dia, ketokohan Boy di level provinsi tidak bisa dianggap remeh.
Boy, kata Said, pernah mengalahkan cucu Soekarno yang juga keponakan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puti Guntur Soekarnoputri, dalam Pemilihan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta periode 2015-2020.
Hal ini menunjukkan besarnya dukungan pengurus dan kaderPDI-P di tanah Betawi kepada Boy.
"Dalam catatan saya Boy bahkan pernah menciptakan hattrick bagiPDI-P dalam kontestasi politik. Tahun 2012 dia memenangkan pasangan Jokowi-Ahok di pilkada DKI, lalu tahun 2014 dia borong kemenangan PDI-P dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden di Ibu Kota," kata dia.
"Dalam catatan saya Boy bahkan pernah menciptakan hattrick bagiPDI-P dalam kontestasi politik. Tahun 2012 dia memenangkan pasangan Jokowi-Ahok di pilkada DKI, lalu tahun 2014 dia borong kemenangan PDI-P dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden di Ibu Kota," kata dia.
Oleh karena itu, Said menilai PDI-P akan rugi besar dengan pengunduran diri Boy.
Sebab, kata dia, bukan mustahil pengunduran diri Boy tersebut akan diikuti pengurus dan kader PDI-P lainnya.
Dampaknya, selain PDI-P kehilangan motor penggerak, ada kemungkinan pengurus dan kader PDI-P DKI Jakarta menolak untuk memilih Ahok-Djarot.
Dampaknya, selain PDI-P kehilangan motor penggerak, ada kemungkinan pengurus dan kader PDI-P DKI Jakarta menolak untuk memilih Ahok-Djarot.
"Karena saat ini Boy telah menjadi orang bebas atau tidak lagi terikat dengan partai politik manapun, maka tentu sah-sah saja jika dia kemudian ingin membawa gerbongnya untuk memberikan dukungan kepada pasangan lain yang menjadi kompetitor Ahok-Djarot," ujar dia.
Ia juga mengatakan, apabila Boy ditunjuk sebagai tim pemenangan kompetitor Ahok-Djarot, maka hal itu menguji pengaruh dan ketokohan Boy Sadikin pada Pilkada DKI Jakarta2017.
No comments:
Post a Comment