Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
PDI-P) akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk
Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Selasa (20/9/2016) malam ini.
Keputusan
PDI-P ini dapat dikatakan ditunggu banyak pihak karena partai politik tersebut merupakan partai dengan kursi terbanyak di
DPRD DKI Jakarta.
PDI-P merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri.
Mereka memiliki sebanyak 28 kursi dari syarat minimal 22 kursi di
DPRD DKI Jakarta. Teka teki pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang dipilih oleh Ketua Umum
PDI-P Megawati Soekarnoputri akan terpecahkan malam ini.
Ketua DPP
PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan
Djarot Saiful Hidayat mengatakan partainya akan melaksanakan rapat kerja daerah khusus (Rakerdasus) terlebih dahulu untuk menentukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI.
Dalam rapat tersebut, mereka juga akan membahas mekanisme pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Adapun pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dimulai 21 September hingga 23 September 2016.
"DKI Jakarta merupakan salah satu kawasan yang menjadi skala prioritas kami," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (19/9/2016).
Djarot menyatakan, mesin partainya kini telah menghangat. Berbagai proses, mulai dari uji kelayakan, pemetaan politik, pelatihan manager kampanye, pelatihan TOT Saksi, dan sekolah calon kepala daerah sudah dilaksanakan oleh
PDI-P.
Djarot juga sempat mengikuti sekolah calon kepala daerah sebagai bakal calon wakil gubernur.
Condong ke petahana
Djarot yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menyatakan partainya cenderung untuk kembali mengusung petahana pada
Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Bagaimanapun juga indikasinya kuat sekali ke petahana. Tergantung nanti (rekomendasi) Ibu Mega kaya apa," kata Djarot.
Nantinya
PDI-P akan menyerahkan rekomendasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI yang telah ditandatangani oleh Megawati, Sekjen
PDI-P Hasto Kristiyanto, Ketua DPD
PDI-P DKI Jakarta Adi Wijaya, dan Sekretaris DPD
PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. (Baca:
Mengapa Ahok Masih Butuh PDI-P?)
Akar rumput diyakini solid
Djarot meyakini akar rumput
PDI-P akan solid memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Seluruh kader hingga anak ranting, lanjut dia, sangat patuh terhadap keputusan Megawati dan DPP
PDI-P. Mantan Wali Kota Blitar itu tak menampik adanya perbedaan pandangan di internal
PDI-P.
Masing-masing kader memiliki jagoan untuk maju
Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal itu dipandangnya wajar sebagai bentuk demokrasi.
Salah satu cara membuat kader solid adalah dengan terus memberi pembekalan kepada puluhan ribu anggota partai. Contohnya seperti yang dilakukan Djarot pada Minggu (18/9/2016) lalu. Dia berkeliling dari satu DPC ke DPC lainnya untuk memberi pembekalan kaderisasi kepada kader pratama
PDI-P.
Namun
Gerindra memastikan tidak akan kembali berkoalisi dengan
PDI-P, jika partai tersebut akhirnya mengusung Ahok. Sebab, Partai
Gerindra sudah memiliki bakal calon gubernur sendiri, yakni
Sandiaga Uno.
Skenario kedua yakni dengan berkoalisi dengan partai politik lainnya. Sebab kursi Partai
Gerindra di
DPRD DKI Jakarta tidak mencukupi untuk mengusung Sandiaga sebagai bakal calon gubernur.
Gerindra hanya memiliki sebanyak 15 dari syarat minimal 22 kursi di
DPRD DKI Jakarta.
No comments:
Post a Comment