Monday, September 19, 2016

Ahok: Harus Ada Tokoh Sentral Jujur, Bukan Santun Agamis Tapi Munafik

Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memperingati peristiwa rapat umum Ikada yang pernah terjadi pada 71 tahun lalu. Rapat itu membuktikan pentingnya tokoh sentral yang bisa dipercaya rakyat.

Ahok bertindak selaku pemimpin upacara dalam peringatan yang digelar di Lapangan IRTI Monas, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016). Seribuan PNS dan pegawai pemerintahan mengikuti upacara peringatan ini.

"Harus ada seorang tokoh sentral yang tegas, jujur, berani, bersih, tidak korupsi, bukan cuma retorika (misalnya) ngomong dengan santun agamis tetapi munafik menghancurkan negara ini," kata Ahok dalam pidatonya.

Rapat di Lapangan Ikada (nama kawasan sebelah pojok timur Monas kala itu) bermakna bahwa Indonesia saat itu masih punya kepercayaan kepada pemimpinnya, yakni Soekarno. Kepercayaan inilah yang memang dibutuhkan bangsa.

"Kepercayaan ini adalah unsur yang membuat negara ini maju," kata Ahok.


Ahok bersyukur pada konteks kekinian, rakyat juga masih percaya kepada pemimpinnya sendiri yakni Presiden Jokowi. Kepercayaan, menurut Ahok yang mengutip filsuf Tiongkok Lao Tzu, adalah unsur terpenting dalam berbangsa. Unsur lainnya bisa dibuang kecuali unsur kepercayaan.

"Filsuf kuno Tiongkok mengatakan ada lima syarat negara maju, yakni unsur pertahanan, wilayah, makanan, rakyat, dan kepercayaan," kata Ahok.

"Dulu kita hampir tidak punya wilayah juga, makanan belum jelas, senjata belum dikuasai, tapi rakyat percaya kepada Bung Karno," ujar Ahok.

No comments:

Post a Comment