Saturday, June 18, 2016

Balai Kota Tempat Publik, Tak Semestinya Ahok Usir Wartawan

 Tindakan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mengusir wartawan ke luar balaikota tengah menjadi sorotan. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengkritik sikap Ahok karena melarang atau mengusir jurnalis yang liputan di Balai Kota.

Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim, mengatakan pengusiran jurnalis dari lokasi liputan merupakan tindakan menghalangi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat dari Balai Kota. Menurut Ahmad tindakan yang dilakukan itu mengancam kebebasan pers.

Ahmad menyebut Balai Kota adalah ruang publik, tempat jurnalis berhak melakukan kerja-kerja jurnalistik. Penyataan Ahok itu menunjukkan dia sebagai pejabat publik yang tidak profesional menghadapi jurnalis.

"Sesulit atau senakal apapun pertanyaan jurnalis, bisa dijawab dengan tanpa mengusir jurnalis yang bertanya. Bila Ahok keberatan dengan suatu berita silakan protes ke redaksi media tersebut atau adukan ke Dewan Pers. Jangan mengusir jurnalis yang sedang liputan. Balai Kota juga bukan milik Ahok. Dia bekerja di situ sebagai pejabat publik yang digaji dari pajak rakyat," kata Ketua AJI Jakarta, Jumat (17/6/2016).

AJI Jakarta meminta Ahok tidak perlu alergi terhadap kritik dari pers. Sebab, pers berhak mengembangkan pendapat umum berdasarkan infromasi yang tepat, akurat, dan benar. Pers juga berhak mengawasi, mengkritik, dan mengoreksi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.

Di saat yang bersamaan, Koordinator Divisi Advokasi AJI Jakarta Erick Tanjung juga mengkritik jurnalis yang tidak profesional bekerja. AJI mengingatkan jurnalis untuk bekerja dengan berpegang teguh pada kode etik jurnalistik.

"Jurnalis harus bekerja profesional dan mengedepankan kepentingan publik. Jangan berlebihan memburu hal-hal yang sensasional tanpa substansi masalah yang penting bagi publik." ujar Erick.

Kemarin, Ahok sempat marah karena ditanya, "Berarti tidak ada pejabat sehebat Bapak?" oleh seorang wartawan. Pertanyaan itu dianggap Ahok memancing adu domba dirinya dengan pejabat lain. Konteks pertanyaan itu adalah terkait Ahok yang menyatakan diri konsisten mendorong pembuktian harta secara terbalik untuk menjamin bersihnya harta pejabat. Itu diungkapkan Ahok usai menampik tudingan adanya Rp 30 miliar duit reklamasi ke Teman Ahok, pendukungnya.

"Saya sebetulnya tak ada kewajiban untuk jawab Anda, saya tegaskan itu, bolak balik mau adu domba terus, kamu tidak boleh masuk sini lagi," kata Ahok ke wartawan arah.com.

Namun hari ini Ahok sudah mempersilakan wartawan itu meliput kembali. Namun Ahok hanya ingin agar para wartawan yang meliputnya memberitakan hal-hal yang benar. Ahok lebih suka ditanya perkara pekerjaan dia selaku gubernur DKI.

"Teman-teman wartawan, tugas kita kan mau mendidik masyarakat. Enggak usah lah lempar isu-isu yang enggak benar. Ngapain sih kayak pesanan begitu? Anda tanya saja soal pekerjaan, pekerjaan begitu banyak. Saya setiap hari dipres begitu setiap pagi juga," kata Ahok.

No comments:

Post a Comment