Wednesday, February 1, 2017

Survei: Agus Miskin Isu, Ahok "Rebound", Anies "Positioning" Baru

 Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelaskan alasan peningkatan dan penurunan elektabilitas para pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta padaPilkada DKI 2017 dalam survei teranyar Charta Politika pada 17-24 Januari 2017.

Menurut Yunarto, pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat berhasil rebound saat persidangan kasus dugaan penodaan agama yang sedang menjeratnya.
"Ketika sidang Ahok sudah dimulai, orang kemudian berspekulasi apakah sidang ini akan membuat Ahok rebound atau menjadi bumerang. Saya tidak bisa mengatakan itu faktor yang mendorong. Tapi pada saat sidang sudah berjalan, ternyata ketika diuji lebih lanjut, elektabilitas Ahok malah meningkat," kata Yunarto saat merilis hasil survei di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).
Faktor lainnya yakni momentum debat. Ahok-Djarot dinilai responden paling unggul dalam debat dibandingkan dua pasangan calon penantangnya. Namun Ahok-Djarot dapat diimbangi oleh pasangan calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Ahok dianggap lebih unggul dari penguasaan materi, Anies dianggap berimbang dalam penguasaan program dengan Ahok," kata dia.
Yunarto menjelaskan alasan meningkatnya elektabilitas Anies-Sandi, meski tidak besar, adalah positioning baru yang dilakukanAnies-Sandi. Pasangan itu dinilai berhasil mengambil suara pemilih muslim. Mereka juga memiliki sikap yang tegas terhadap prostitusi dan reklamasi.
"Anies mendapatkan isu baru, positioning yang baru setelah dia datang ke Petamburan, setelah dia mengambil positioningterhadap pemilih pangsa pasar Islam. Dia berbicara mengenai akhlak yang sebelumnya tidak banyak dimunculkan," ucap Yunarto.
Yunarto menilai hal yang dilakukan Anies-Sandi tidak terlihat pada pasangan nomor pemilihan satu Agus Hatimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Yunarto menyebut Agus-Sylvi seolah tidak memiliki isu untuk meningkatkan elektabilitasnya. Itulah sebabnya elektabilitas Agus-Sylvi menurun.
"Jadi selama dua bulan terakhir, memang Agus ini seperti miskin isu. Agus kalau kita lihat dalam dua bulan terakhir tidak pernah berbicara dalam konteks program, bagaimana dia membedakan dirinya dengan Ahok," tutur dia.
Agus-Sylvi dinilai belum memiliki sikap yang tegas terkait prostitusi dan reklamasi yang sempat dibahas dalam debat pertama.
Selain itu, Agus-Sylvi belum menjelaskan rencana program yang akan mereka jalankan dengan detail jika terpilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Dia tidak bisa menjelaskan bagaimana membuat konsep penggusuran untuk kemudian diubah menjadi konsep geser sedikit kalau kata dia di debat terakhir," kata Yunarto.
Dalam survei terbaru Charta Politika itu, pasangan Agus-Sylvimemiliki elektabilitas 25,9 persen. Elektabilitas tersebut menurunkan dibandingkan survei Charta Politika pada November 2016 di mana elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 29,5 persen.
Pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas 36,8 persen, atau meningkat dari survei November 2016 yakni 28,9 persen. Sementara itu, pasangan Anies-Sandi memiliki elektabilitas 27,0 persen, sedikit meningkat dibandingkan survei pada November 2016 yakni 26,7 persen.

No comments:

Post a Comment