Tuesday, December 13, 2016

Ahok: Banyak Oknum Elite yang Pengecut dalam Pesta Demokrasi

Dalam nota keberatannya yang dibacakan di hadapan majelis hakim, Senin (13/12/2016), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menceritakan latar belakangnya mengungkapkan pernyataannya yang jadi masalah.

Ahok menegaskan bahwa apa yang diucapkannya saat di Kepulauan Seribu, tidak bermaksud sama sekali untuk menoda agama. Ia mengatakan itu sesuai dengan pengalamannya di politik, kerap dirugikan oleh oknum yang menggunakan ayat suci untuk menjatuhkan lawannya.
"Selama karir politik saya menjadi ketua ranting, ketua cabang, melakukan verifikasi, sampai mengikuti pemilu kampanye pemlihan bupati, bahkan sampai gubernur, ada ayat yang sama yang saya begitu kenal, yang digunakan untuk memecah belah rakyat dengan tujuan mencapai kekuasaan oleh oknum," kata Ahok di persidangan.
Ahok mengatakan para oknum elite politik yang menggunakan ayat itu, tidak mampu bersaing dalam visi, misi, dan program. Kata Ahok, surat Al-Maidah 51 yang melarang rakyat menjadikan kaum nasrani dan yahudi menjadi pemimpin, dan jangan pernah memilih pemimpin kafir, diturunkan di zaman Nabi Muhammad. (Baca: Bacakan Eksepsi, Ahok Menangis Disebut Menodai Agama Islam)
Menurut Ahok, konteks ayat itu adalah jangan memilih pemimpin agama yang tidak seiman, padahal, di Republik Indonesia, kepala pemerintahan bukanlah kepala agama atau imam. Ia pun menyebutkan ayat di Injil juga kerap dipelintir.
"Intinya pilihlah yang seiman sama kita dalam suku, agama, ras, dan antargolongan. Mungkin ada yang lebih kasar lagi, pilihlah yang sesama manusia. Yang lain bukan manusia karena dianggap kafir atau najis atau binatang. Karena kondisi banyaknya oknum elite yang pengecut dan tidak bisa menang dalam pesta demokrasi dan akhirnya mengandalkkan suara dalam suku, agama, ras, dan antargolongan, maka banyakanya sumber daya manusia dan ekonomi yang kita sia-siakan," ujar Ahok.

No comments:

Post a Comment