Tuesday, November 1, 2016

Ridwan Kamil: Presiden Agak Kesal Juga Kenapa Proyek PLT Sampah Enggak Beres-beres

Wali Kota Bandung Ridwan Kamilmengatakan, hingga saat ini proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Kota Bandung belum ada kemajuan berarti.

Padahal, sudah banyak investor yang berminat dengan proyek tersebut.
Menurut Ridwan Kamil, proyek yang stagnan ini membuat Presiden Joko Widodo marah.
Hal itu disampaikannya seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Jokowi, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/10/2016).
Ratas membahas perkembangan pembangunan PLTSa.
"Presiden sudah tiga kali rapat jadi agak kesal juga kenapa enggak beres-beres," kata Ridwan.
Ternyata, lanjut dia, dalam rapat tersebut diketahui bahwa masalahnya ada pada harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) yang belum pasti.
Harga yang diminta investor 17 sen per kwh, sementara PLN ingin 10 sen per kwh.
"Ini kan enggak nyambung," kata pria yang akrab disapa Emil ini. Jika keputusannya tetap 10 sen per kwh, berarti sisanya akan ditanggung oleh pemerintah kota.
Menurut Emil, biaya yang dibutuhkan cukup besar untuk menutup selisih tersebut.
"Pemkot biaya sampahnya Rp 100 miliar/tahun. Dengan di beli PLN 17 sen per kwh, berarti saya akan bisa menggunakan untuk program lainnya. Kalau di bawah itu saya harus tambahkan puluhan miliar. Bolanya ada di PLN," jelas Emil.
Presiden Jokowi, kata Emil, meminta harga yang wajar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN akan kembali berdiskusi untuk menentukan harga.
"Presiden minta yang wajar. Jadi di antara 10-17 sen per kwh. Kita ikut arahan yang pusat saja," ujar dia.

No comments:

Post a Comment