Sunday, November 13, 2016

Pintu Air Waduk Saguling Dibuka, Abrasi di Desa Bantaran Citarum Terjadi

Warga di Desa Bojong Heulang, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat dan Desa Cihea Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur yang tinggal di dekat Sungai Citarum terancam abrasi akibat luapan air Sungai Citarum paska dibukanya Pintu Air 1 Bendungan Saguling pada Sabtu (12/11) kemarin.

Informasi yang diperoleh detikcom, abrasi bantaran sungai terutama yang masuk ke wilayah Kabupaten Cianjur terus meluas hingga mencapai 10 meter. Sekedar untuk diketahui Sungai Citarum sendiri merupakan batas antara wilayah Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat.

Hingga saat ini pihak Kecamatan Haurwangi, Cianjur sudah meminta warganya untuk bersiap-siap mengungsi terutama Desa Cihea dengan jumlah 400 Kepala Keluarga (KK).

Pintu Air Waduk Saguling Dibuka, Abrasi di Desa Bantaran Citarum TerjadiFoto: Syahdan Alamsyah-detikcom
"Tadi pagi saya sudah memeriksa ke lokasi, abrasi terus meluas karena memang kondisi cuaca masih ekstrim dengan intensitas hujan yang tinggi. Kita tingkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi termasuk menghadapi kemungkinan terburuk," kata Camat Haurwangi, Djadjat Sudrajat melalui sambungan telponnya, Minggu (13/11/2016) siang.

Untuk sementara, sebut Djadjat, pihaknya meminta warga untuk mengungsi ke rumah kerabat dan keluarganya yang dinilai lebih aman. Pihaknya sendiri masih melakukan kordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten Cianjur terkait lokasi relokasi warga, jika memang keadaan sudah tidak kondusif.

"Relokasi bisa saja dilakukan, namun menunggu kondisi terkini. Tapi mudah-mudahan saja tidak harus sampai direlokasi, perihal tempatnya kita kordinasikan sama BPBD," katanya.

Pintu bendungan sendiri memang dibuka karena terbentur aturan standar dimana ketika bendungan mulai meluap maka pintu akan dibuka.

"SOP nya memang demikian, kita tidak bisa menuntut pihak Bendungan untuk menutup. Ini semua kan karena kondisi curah hujan yang tinggi di kawasan Bandung dan sekitarnya. Jadi kita semua yang di sini sebagai pihak terdampak saja," tandas Djajat.

Sementara itu, seorang warga di Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, mengaku takut dengan kondisi arus sungai yang terus meninggi dan naik ke perkampungan mereka. Bahkan sejumlah sawah dan perkebunan warga saat ini sudah tenggelam.

Iyah Rukoyah (55) warga setempat mengaku terpaksa mengungsi ke huma di atas bukit, yakni di saung miliknya. Sudah tiga hari terakhir, ibu dua anak ini mengaku diliputi perasaan takut dan was-was.

"Apalagi kalau malam hari, suara gemuruh air sungai terdengar kencang bahkan menggetarkan bangunan rumah. Kita takut banjir datang malam hari," terangnya. 

No comments:

Post a Comment