Calon wakil gubernur DKI Jakarta,Djarot Saiful Hidayat, menilai, penghadangan terhadap calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menunjukkan adanya sejumlah orang yang tidak dewasa dalam berdemokrasi.
Jika mau menolak, lanjut Djarot, seharusnya sekelompok orang tersebut cukup tidak memilih Ahok pada tanggal pencoblosan, yakni 15 Februari 2017.
"Kalau misalnya mau nolak ya nanti saja tanggal 15 jangan dipilih. Kan begitu saja, harusnya begitu kan," kata Djarot, usai blusukandi Kampung Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (2/11/2016).
(Baca juga: Sambil Menangis, Ibu Ini Hampiri dan Doakan Ahok)
Adapun Ahok dihadang sekelompok orang yang membawa spanduk bertuliskan penolakan terhadapnya.
Sekelompok orang tersebut berteriak dan sempat mengejar Ahok hingga personel kepolisian mengevakuasi Ahok ke Mapolsek Kebon Jeruk.
Menurut Djarot, semua pasangan calon memiliki kesempatan yang sama untuk mengunjungi warga.
"Seharusnya begini lho, dalam berdemokrasi, ya silakan berikan kesempatan yang sama. Kalau beda pilihan, ya nanti tanggal 15 dong. Itu saya pikir lebih dewasa, lebih baik," ujar Djarot.
Akibat dihadang sekelompok orang, Ahok dievakuasi dengan mikrolet. Ahok digiring oleh pengawal serta polisi ke jalan besar.
Setiba di jalan besar, polisi menyetop Mikrolet M24 dan meminta semua penumpang yang ada di dalam angkutan kota tersebut untuk turun.
Sebelum masuk ke dalam mikrolet, Ahok yang mengenakan baju kotak-kotak itu sempat menyalami warga yang ada di pinggir jalan.
No comments:
Post a Comment