Wednesday, June 1, 2016

Begini Cara Ketua RT/RW Lapor Kondisi Lingkungan Via Qlue

Begini Cara Ketua RT/RW Lapor Kondisi Lingkungan Via QlueFoto: Aplikasi Qlue (Screencapture)
Jakarta - Penggunaan aplikasi Qlue diprotes oleh puluhan Ketua RT dan RW ke DPRD DKI karena alasan kerepotan hingga gagap teknologi. Bagaimana sebetulnya cara ketua RT/RW membuat laporan via Qlue?

Aplikasi Qlue sebetulnya sudah lama diluncurkan Gubernur DKI Ahok pada Desember 2014 lalu, sebagai bagian dari program Jakarta Smart City. Namun penggunaannya baru efektif beberapa waktu terakhir untuk diakses warga DKI maupun pengurus RT, RW dan kelurahan.

Ketua RT 07/RW 08, Kelurahan Cipulir, Nur Adamah, bercerita baru aktif menggunakan aplikasi Qlue pada awal tahun 2016 ini. Dia harus membeli smartphone berbasis Android untuk bisa mengakses Qlue, kemudian diberi pelatihan oleh petugas kelurahan satu kali.

Sistem pelaporan di Qlue oleh petugas RT/RW itu dikelompokkan berdasarkan kelurahan masing-masing. Nur Adamah sudah tergabung di Forum Kelurahan Cipulir. Jika anda sudah menginstall Qlue, maka pilihan 'Forum' ada di kanan atas. Hanya saja Forum Kelurahan seperti yang diikuti oleh Nur hanya bisa diakses oleh anggotanya saja.
Foto: Ketua RT 07/08 Cipulir jelaskan aplikasi Qlue (Iqbal/detikcom)
Bagaimana cara Ketua RT/RW membuat laporan? Ternyata sangat sederhana. Nur Adamah menjelaskan, mula-mula dia masuk ke 'Forum'. Di smartphone Nur Adamah tertulis 'Forum Kelurahan Cipulir: Forum khusus kelurahan Cipulir untuk mendiskusikan hal terkait kelurahan dan memberikan pengumuman seperti kerja bakti, fogging, imbauan, dll.
Foto: Forum Kelurahan Cipulir di Aplikasi Qlue (Iqbal/detikcom)
Di forum itulah setiap ketua RT/RW memposting foto kegiatan lingkungan. Caranya kira-kira sama seperti saat memposting foto pada instagram, yaitu memilih foto kemudian tuliskan deskripsinya. Untuk Qlue, selain deskripsi harus ditulis juga tema fotonya. Lalu 'kirim', selesai. Foto yang baru diposting akan muncul di timeline Qlue forum.
Foto: Laporan foto ketua RT/RW di apalikasi Qlue (Iqbal/detikcom)
Apa saja yang bisa difoto?
Nur Adamah membenarkan pernyataan Gubernur Ahok bahwa laporan tidak mesti kondisi lingkungan yang negatif, situasi normal pun bisa dilaporkan ke kelurahan via aplikasi Qlue. Misal masalah kebersihan, lingkungan, keagamaan dan lainnya.

"Dia (petugas kelurahan) bilang orang nyapu, nyiram tanaman, atau orang angkut sampah bisa dilaporin. Misal nyiram kembang (dideskripsikan) 'kegiatan penghijauan untuk suburkan tanaman'. Ibu-ibu sapu jalan (deskripsikan) "kegiatan menjaga kebersihan lingkungan,' dan lain-lain," ujar Nur Adamah.
Foto: Ketua RT 07/08 Cipulir coba aplikasi Qlue (Iqbal/detikcom)
"Kalau anak-anak nyapu saya foto, sampah numpuk saya foto, sampah belum diambil juga bisa difoto. Memang sebetulnya mudah, cuma waktunya kadang sulit," ujar pria paruh baya itu.

"(Pengurus) RT-RT sekarang pada kerja. Jadi kan kadang-kadang waktunya nggak sempat atau gimana," tambahnya lagi.

Nur Adamah mengakui Qlue sangat membantu warga, namun keharusan mengirimkan sehari 3 foto kepada kelurahan sedikit merepotkan. Bukan saja soal Ketua RT/RW punya kesibukan saban hari, tapi juga karena luas lingkungan yang bisa dilaporkan terbatas.

Bisa dibayangkan menjadi Ketua RT hanya membawahi bebera puluhan Kepala Keluarga dengan lingkungan terbatas, setiap hari 3 kali harus memfoto kondisi lingkungan yang berbeda. Sementara kaat Nur Adamah, pihak kelurahan tak jarang menolak laporan RT/RW itu.

"Kadang apa yang mau difoto? Kalau fotonya sama nggak diterima," ujarnya.

Kompensasi Rp 10 Ribu Tiap Foto
Untuk setiap foto yang dikirim oleh Ketua RT via aplikasi Qlue, akan dikompensasi dengan uang operasional sebesar Rp 10 ribu yang dibayar per bulan melalui rekening Bank DKI.

Namun soal kompensasi ini, selain soal kesulitan waktu untuk memenuhi 3 foto per hari, laporan ketua RT/RW juga tidak serta merta diterima kelurahan dalam arti dikompensasi uang.

"Sebulan (dapat) Rp 975 ribu. Kalau untuk sekarang ini kayaknya nggak ada yang full. Ada yang sama sekali nggak ada," ujarnya.

"Ini bagus sebetulnya banyak membantu, saya juga nggak kesusahan. Tapi kemarin dia (kelurahan) janji tiap bulan paketnya (paket internet -red) disediakan, tapi ternyata dipending karena belum semua RT pakai Qlue," imbuh Nur Adamah. 

No comments:

Post a Comment