Thursday, June 16, 2016

Tito Karnavian Mengaku Didukung Para Seniornya untuk Jabat Kapolri

 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengaku sudah mengantongi restu dari sejumlah seniornya di Polri untuk maju menjadi calon Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Beberapa nama yang sudah diajaknya berkomunikasi antara lain Komjen Budi Gunawan, Komjen Budi Waseso hingga Komjen Syafrudin.
"Dari komunikasi kami, saya dapat kesan bahwa prinsip senior-senior mendukung. Tapi tentunya saya harus menunjukkanleadership agar dapat diterima," ujar Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
"Yang terpenting komitmen untuk memperbaiki institusi Polri," sambung dia.
Tito merasa sudah sering bekerja sama dengan senior. Misalnya, saat menjabat Kapolda Metro Jaya, dirinya berdampingan dengan wakilnya yang berasal dari angkatan 1983.
Interpersonal skill atau kemampuan pribadi, menurut Tito, menjadi hal utama untuk menjunjung reformasi Kepolisian. Terlebih dalam sejumlah jajak pendapat, Polri termasuk salah satu institusi yang kurang dipercaya publik.
"Visinya adalah membangun itu. Pelayanan publik baik, outputberdampak pada profesionalisme penegakan hukum juga profesionalisme gangguan Kamtibnas," ucap mantan Kapolda Papua itu.
Komjen Syafruddin sebelumnya mengaku mendukung Tito untuk menjabat Kapolri selanjutnya.
Syafruddin yang kini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) mengungkapkan, begitu nama Tito Karnavian diumumkan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodosebagai calon tunggal Kapolri, tak lama kemudian Tito mendatangi dirinya di kantor.
"Begitu nama Tito diumumkan sebagai Kapolri dia datang ke ruangan saya. Saya langsung hormat. Dia akan jadi Kapolri," ujarSyafruddin.
"Saya mendambakan dia jadi Kapolri itu sudah lama," lanjut dia.
Tito ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan memasuki masa pensiun pada Juli 2016.
Rencananya, Kamis (16/6/2016) esok, pimpinan DPR akan melakukan rapat konsultasi dengan pimpinan fraksi.
Pimpinan DPR juga akan menggelar rapat paripurna untuk mengumumkan pencalonan Tito sebagai Kapolri.
Sementara, Komisi III DPR RI akan melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Tito pada Rabu (22/6/2016) pekan depan.
 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengakui sempat menolak tawaran menjadi calon kepala Polri.
Penolakan tersebut lantaran Tito merasa masih junior di Polri dan masih banyak senior yang ia anggap lebih tepat menjabat Kapolri selanjutnya.
"Saya memang pernah dengan halus (menolak) ke beberapa pihak, baik kepada Kapolri (Jenderal Pol Badrodin Haiti) maupun kepada yang lain seperti pak Menko Polhukam (Luhut Binsar Panjaitan)," kata Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
"Saya tahu diri karena masih beberapa tahun lagi pensiun," sambung dia.
Ia mengaku beberapa hari yang lalu sempat dimintai pendapat tentang jabatan Kapolri menggantikan Badrodin yang akan pensiun pada Juli 2016. Ia tetap mendorong para seniornya untuk memimpin Polri.
Namun, ketika Presiden Joko Widodo memutuskan Tito sebagai calon Kapolri, maka sebagai prajurit ia tak menolak perintah tersebut.
"Tentu saya akan all out," tutur mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti sebelumnya mengakui bahwa Presiden sempat meminta masukan soal calon Kapolri dari internal Polri. Badrodin kemudian memaparkan nama-nama yang berprospek menjadi Kapolri. Salah satunya Tito.
Badrodin mengatakan, Presiden tertarik dengan prestasi Tito di Polri, khususnya dalam menangani tindak pidana luar biasa.
Badrodin pun melancarkan komunikasi personal kepada Tito. Namun, saat itu Tito menolak diusulkan menjadi calon Kapolri.
Tito mengaku ingin fokus dalam jabatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror yang baru diemban sejak Maret 2016.
"Dalam pembicaraan kami dengan Pak Tito, Pak Tito bilang masih ingin konsentrasi menangani terorisme," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Namun, Badrodin menganggap penolakan itu lebih dikarenakan angkatan Tito yang terbilang masih muda, yakni lulusan Akpol tahun 1987.
"Maksudnya dia itu, kita mengertilah," ujar Badrodin.
Oleh sebab itu, dalam sidang dewan kepangkatan dan jabatan tinggi, hanya mengusulkan tiga nama sebagai Kapolri, yakni Komjen Budi Gunawan, Komjen Budi Waseso dan Komjen Dwi Priyatno.
Namun, rupanya keputusan Presiden konsisten. Jokowi tetap mengusulkan nama Tito untuk menggantikan Badrodin sebagai Kapolri ke DPR RI.

No comments:

Post a Comment