Akhir Juli 2016, Kapolri Jenderal PolBadrodin Haiti menuntaskan masa tugasnya. Namun, hingga saat ini Presiden Joko Widodo belum memutuskan calon yang ditunjuk menggantikan Badrodin.
Munculnya opsi perpanjangan masa jabatan Kapolri semakin menghangatkan situasi. Padahal ada tujuh orang jenderal bintang tiga yang dianggap layak menggantikan Badrodin Haiti.
Siapa saja mereka? Berikut profil singkat ketujuh jenderal bintang tiga yang mengisi bursa calon Kapolri:
1. Komjen Pol Dwi Priyatno (56, Irwasum Polri)
Dwi menuntaskan pendidikannya di Akpol pada 1982. Ia mengawali kariernya dengan menjabat sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
Ia pun sempat diberi mandat untuk menjadi Atase Kepolisian di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia. Sekembalinya ke Indonesia, Dwi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Kalimantan Barat.
Pada 2012, ia dipromosikan menjadi staf ahli bidang sosial dan politik Kapolri. Sebelum menjadi Irwasum Polri, pada 2014 Dwi pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya selama enam bulan. Dwi akan purna tugas pada 2017 di usia 58 tahun.
2. Komjen Pol Budi Gunawan (56, Wakapolri)
Lulusan Akpol 1983 ini pernah menjadi ajudan presiden kelima RIMegawati Soekarnoputri pada 2001-2004. Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier SSDM Polri.
Karier Budi terus melejit hingga menjadi Kapolda Jambi dan Bali. Setelah itu, ia kembali ke Jakarta menjadi Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri, sebelum menjabat sebagai Wakapolri. Pria kelahiran 11 Desember 1959 ini akan pensiun pada 2017.
3. Komjen Pol Budi Waseso (55, Kepala BNN)
Semasa berkarier di kepolisiaan, Budi pernah menjadi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri pada 2010. Kemudian, ia dimutasi untuk memimpin Polda Gorontalo selama setahun.
Pria kelahiran 19 Februari 1961 itu pun pernah memimpin Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri sebelum ditunjuk menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri.
Pada tahun yang sama, Budi kemudian dimutasi menjadi Kepala BNN. Budi yang akan pensiun tahun 2019 ini telah menyatakan kesiapannya menjadi Kapolri jika ditunjuk Presiden Joko Widodo.
4. Komjen Putut Eko Bayuseno (55, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri)
Jebolan Akpol pada 1984 ini memulai kariernya dengan menjabat sebagai Kasatlantas Polres Jember. Ia juga pernah menjadi Kapolres Situbondo selama setahun dan Kapolres Jember selama dua tahun.
Setelah itu, ia menjadi ajudan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menjadi Kabarhakam Polri, Putut yang akan pensiun pada 2019, sempat menjadi Kapolda Metro Jaya selama dua tahun.
5. Komjen Syarifuddin (55, Kapusdiklat Polri)
Lulusan Akpol tahun 1985 ini pernah dipercaya menjadi ajudan wakil presiden Jusuf Kalla pada 2004. Setelah itu, Syarifuddin menjabat sebagai Wakil Kepala Polda Sumatera Utara dan Kapolda Kalimantan Selatan masing-masing selama setahun.
Syarifuddin kembali ke Jakarta pada 2012 saat dimutasi menjadi Kepala Divisi Profesi dan Keamanan (Kadivpropam) Polri sebelum akhirnya menduduki jabatannya saat ini.
Pria kelahiran 14 April 1961 ini akan purna tugas pada 2019.
6. Komjen Suhardi Alius (55, Sekretaris Utama Lemhanas)
Sebelum menduduki posisinya saat ini, Suhardi sempat "mencicipi" jabatan Kabareskrim Polri selama dua tahun.
Lulusan Akpol 1985 ini pernah menjadi Wakil Kapolda Metro Jaya pada 2011. Setahun berikutnya, ia ditarik ke Mabes Polri dan dipercaya menjadi Kepala Divisi Humas Polri.
Setelah itu, ia dimutasi ke Jawa Barat dan memimpin Polda Jabar pada 2013, tahun yang sama saat ditunjuk menjadi Kabareskrim Polri dan akan pensiun pada 2019.
7. Komjen Tito Karnavian (51, Kepal BNPT)
Tito merupakan kandidat termuda dalam bursa calon Kapolri. Tito juga menjadi alumni Akpol angkatan 1987 pertama yang telah menyandang tiga bintang di bahunya.
Sebelum menjadi Kepala BNPT, Tito memiliki banyak.pengalaman di bidang terorisme.
Pada 2009, ia pernah menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror. Setelah itu, ia ditempatkan di BNPT sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan.
Sebelum berada di posisinya sekarang, Tito sempat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya selama setahun. Waktu pensiunnya juga masih lama, yakni pada 2022.
Munculnya opsi perpanjangan masa jabatan Kapolri semakin menghangatkan situasi. Padahal ada tujuh orang jenderal bintang tiga yang dianggap layak menggantikan Badrodin Haiti.
Siapa saja mereka? Berikut profil singkat ketujuh jenderal bintang tiga yang mengisi bursa calon Kapolri:
1. Komjen Pol Dwi Priyatno (56, Irwasum Polri)
Dwi menuntaskan pendidikannya di Akpol pada 1982. Ia mengawali kariernya dengan menjabat sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
Ia pun sempat diberi mandat untuk menjadi Atase Kepolisian di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia. Sekembalinya ke Indonesia, Dwi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Kalimantan Barat.
Pada 2012, ia dipromosikan menjadi staf ahli bidang sosial dan politik Kapolri. Sebelum menjadi Irwasum Polri, pada 2014 Dwi pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya selama enam bulan. Dwi akan purna tugas pada 2017 di usia 58 tahun.
2. Komjen Pol Budi Gunawan (56, Wakapolri)
Lulusan Akpol 1983 ini pernah menjadi ajudan presiden kelima RIMegawati Soekarnoputri pada 2001-2004. Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier SSDM Polri.
Karier Budi terus melejit hingga menjadi Kapolda Jambi dan Bali. Setelah itu, ia kembali ke Jakarta menjadi Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri, sebelum menjabat sebagai Wakapolri. Pria kelahiran 11 Desember 1959 ini akan pensiun pada 2017.
3. Komjen Pol Budi Waseso (55, Kepala BNN)
Semasa berkarier di kepolisiaan, Budi pernah menjadi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri pada 2010. Kemudian, ia dimutasi untuk memimpin Polda Gorontalo selama setahun.
Pria kelahiran 19 Februari 1961 itu pun pernah memimpin Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri sebelum ditunjuk menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri.
Pada tahun yang sama, Budi kemudian dimutasi menjadi Kepala BNN. Budi yang akan pensiun tahun 2019 ini telah menyatakan kesiapannya menjadi Kapolri jika ditunjuk Presiden Joko Widodo.
4. Komjen Putut Eko Bayuseno (55, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri)
Jebolan Akpol pada 1984 ini memulai kariernya dengan menjabat sebagai Kasatlantas Polres Jember. Ia juga pernah menjadi Kapolres Situbondo selama setahun dan Kapolres Jember selama dua tahun.
Setelah itu, ia menjadi ajudan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menjadi Kabarhakam Polri, Putut yang akan pensiun pada 2019, sempat menjadi Kapolda Metro Jaya selama dua tahun.
5. Komjen Syarifuddin (55, Kapusdiklat Polri)
Lulusan Akpol tahun 1985 ini pernah dipercaya menjadi ajudan wakil presiden Jusuf Kalla pada 2004. Setelah itu, Syarifuddin menjabat sebagai Wakil Kepala Polda Sumatera Utara dan Kapolda Kalimantan Selatan masing-masing selama setahun.
Syarifuddin kembali ke Jakarta pada 2012 saat dimutasi menjadi Kepala Divisi Profesi dan Keamanan (Kadivpropam) Polri sebelum akhirnya menduduki jabatannya saat ini.
Pria kelahiran 14 April 1961 ini akan purna tugas pada 2019.
6. Komjen Suhardi Alius (55, Sekretaris Utama Lemhanas)
Sebelum menduduki posisinya saat ini, Suhardi sempat "mencicipi" jabatan Kabareskrim Polri selama dua tahun.
Lulusan Akpol 1985 ini pernah menjadi Wakil Kapolda Metro Jaya pada 2011. Setahun berikutnya, ia ditarik ke Mabes Polri dan dipercaya menjadi Kepala Divisi Humas Polri.
Setelah itu, ia dimutasi ke Jawa Barat dan memimpin Polda Jabar pada 2013, tahun yang sama saat ditunjuk menjadi Kabareskrim Polri dan akan pensiun pada 2019.
7. Komjen Tito Karnavian (51, Kepal BNPT)
Tito merupakan kandidat termuda dalam bursa calon Kapolri. Tito juga menjadi alumni Akpol angkatan 1987 pertama yang telah menyandang tiga bintang di bahunya.
Sebelum menjadi Kepala BNPT, Tito memiliki banyak.pengalaman di bidang terorisme.
Pada 2009, ia pernah menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror. Setelah itu, ia ditempatkan di BNPT sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan.
Sebelum berada di posisinya sekarang, Tito sempat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya selama setahun. Waktu pensiunnya juga masih lama, yakni pada 2022.
Nama kandidat sudah di tangan Presiden
Sementara itu, Istana Kepresidenan menyebut Presiden Joko Widodo sudah menerima nama-nama kandidat kapolri beserta pertimbangannya dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Namun, hingga saat ini, Presiden belum memutuskan apa pun terkait nama calon kapolri baru atau masa jabatan Badrodin Haiti.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan presiden tidak harus memilih calon kapolri berdasarkan usulan Kompolnas.
Menurut Pramono, presiden memiliki kewenangan untuk memilih nama di luar rekomendasi yang diajukan Kompolnas.
Kompolnas pun enggan terbuka soal nama-nama calon kapolri yang diajukan lantaran tak ingin membuat gaduh.
Sesuai mekanisme, proses pergantian Kapolri diawali dengan sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang kemudia menyerahka hasilnya ke Kompolnas.
Kompolnas kemudian akan menggodok nama-nama itu sebelum diserahkan kepada presiden untuk dipertimbangkan.
Setelah itu, presiden akan menyerahkan satu atau beberapa nama calon kapolri ke DPR untuk proses fit and proper test di Komisi III.
Sementara itu, Istana Kepresidenan menyebut Presiden Joko Widodo sudah menerima nama-nama kandidat kapolri beserta pertimbangannya dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Namun, hingga saat ini, Presiden belum memutuskan apa pun terkait nama calon kapolri baru atau masa jabatan Badrodin Haiti.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan presiden tidak harus memilih calon kapolri berdasarkan usulan Kompolnas.
Menurut Pramono, presiden memiliki kewenangan untuk memilih nama di luar rekomendasi yang diajukan Kompolnas.
Kompolnas pun enggan terbuka soal nama-nama calon kapolri yang diajukan lantaran tak ingin membuat gaduh.
Sesuai mekanisme, proses pergantian Kapolri diawali dengan sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang kemudia menyerahka hasilnya ke Kompolnas.
Kompolnas kemudian akan menggodok nama-nama itu sebelum diserahkan kepada presiden untuk dipertimbangkan.
Setelah itu, presiden akan menyerahkan satu atau beberapa nama calon kapolri ke DPR untuk proses fit and proper test di Komisi III.
No comments:
Post a Comment