Saturday, February 27, 2016

Disebut Wali Kota Cengeng, Ini Kata Ridwan Kamil

 Kicauan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Twitter soal insiden penolakan wakilnya studi banding oleh Pemkot Surabaya sempat membuat heboh. 

Cara pria yang kerap disapa Emil itu dalam menyampaikan protes pun dinilai kekanakan. Sosoknya dinilai cengeng. 

Menanggapi hal itu, Emil menegaskan bahwa cara yang dilakukannya sudah benar. Dia berpendapat, setiap pemimpin daerah punya gaya yang berbeda. 

"Kalau yang dipermasalahkan caranya saya kira karena saya menganggap menyampaikan aspirasi itu sama saja mau sayapress releasedoorstop, wawancara di radio, di tivi, di koran sama saja dalam pandangan saya. Karena isi tweet atau Facebook itu 'kutipable'," tutur Emil, Jumat (26/2/2016) sore. 

Dia mengatakan, seharusnya masyarakat bisa memahami substansi masalahnya bukan sekadar cara dia mengungkapkan persoalan. 

"Sekarang begini, I speak my mind, mau pejabat yang bahasanya diatur atau pejabat yang ngomong apa adanya? Masyarakat harus paham juga tiap pemimpin gayanya beda-beda," ucap Emil. 

Dia keberatan jika dirinya disebut sebagai wali kota yang cengeng. Menurut dia, semua isi cuitannya soal insiden penolakan studi banding tak mencerminkan sikap mengadu atau mencari simpati. 

"Cengeng itu gimana, ada enggak kalimat saya yang mewek, sederhana saya pilih kalimat yang baik, saya menyesalkan bla bla bla," kata dia. 

Dia menjelaskan, di zaman serba modern saat ini, penggunaan sosial media oleh para pejabat sah dilakukan. 

"Bagi mereka yang menanggap pejabat jangan nge-tweet untuk hal kayak (insiden penolakan studi banding) begini saya pertanyakan, karena itu paradigma lama. Karena zaman sekarang sumber informasi itu bisa didapat dengan berbagai cara mohon lihat substansinya jangan lihat caranya," tutur Emil. 

Dia melanjutkan, kicauannya di Twitter merupakan bentuk aspirasinya yang juga sering dilakukan oleh masyarakat.

"Pejabat yang meyampaikan informasi itu jangan dipermasalahkan, kenapa orang seolah menganggap kalau pejabat nge-tweet itu dianggap kurang kerja, tidak nge-tweetdisebut tidak produktif, kata siapa?" ungkapnya. 

Terkait polemik dengan Pemkot Surabaya, Emil mengaku enggan memperpanjang masalah. Menurut dia persoalan tersebut hanya kesalahpahaman. 

"Enggak akan studi banding dulu ke Surabaya, ditahan dulu. Mudah-mudahan jadi hikmah bersama karena saya juga mencintai Surabaya," ungkapnya.

No comments:

Post a Comment