Sunday, August 14, 2016

Meriahnya HUT Ke-71 RI serta Ironi Nasib Jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin

"Ketika negara kami merayakan ultahnya yang ke-71, di sekitar kami menjamur ketidakadlian. Dan kami beku terdiam bungkam, tanpa hati sudi menghibur"
.

Puisi refleksi yang diucapkan pendeta Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB), Margie Ivone, itu menjadi pembuka acara peribadatan ratusan jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dan HKBP Filadelfia di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).
Ya, lebih dari empat tahun sudah jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia itu melaksanakan ibadah di pinggir jalan. Jika biasanya hanya lalu lalang pengunjung Monumen Nasional (Monas) yang menjadi saksi perjuangan mereka, tetapi kali ini tak hanya itu.
Bendera Merah Putih yang tegak berdiri di hadapan jemaah ini menjadi saksi bahwa jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia belum sepenuhnya merdeka. Dihiasi bunyi klakson mobil yang memadati di jalanan, puja dan puji tetap dihaturkan mereka dengan khidmat.
Doa inilah yang terus menguatkan dan menyadarkan bahwa itulah perjuangan.
"Kami akan terus lakukan (peribadatan di depan Istana)," tutur Pendeta Santi Manurung yang pada ibadah kali ini juga memberikan refleksi di hadapan para jemaat.
Peribadatan yang dilakukan di depan Istana ini bermula setelah rumah ibadah mereka, HKBP Filadelfia yang ada di Bekasi dan GKI Yasmin di Bogor, disengketakan.
Jemaat kedua gereja ini dilarang melaksanakan kegiatan keagamaan oleh masyarakat sekitar karena alasan IMB gereja yang tak diakui.
Meski sudah ada putusan Mahkamah Agung yang menjamin para jemaat dapat beribadah di dalam gerejanya, warga sekitar tetap tak mengindahkannya dan terus menolak segala kegiatan yang dilakukan oleh para jemaat gereja.

No comments:

Post a Comment