Sunday, August 28, 2016

Ahok: Banjir di Kemang karena lima rumah dindingnya jebol

 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan, penyebab terjadinya banjir di kawasan Kemang, Petogogan, Kalisuren yang mencapai ketinggian di atas 50 sentimeter karena jebolnya dinding rumah warga.
"Bukannya gerojongan Kalut dari Kali Krukut, tapi ada lima rumah orang yang dindingnya jebol," ungkap Ahok saat menghadiri acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Masyarakat Belitung di Gedung Rimbawa II, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta Pusat, Minggu (28/8). 

Dituturkan Ahok, sebagian besar rumah warga di Kemang dibangun persis di pinggiran sungai sehingga ketika hujan deras dan air sungai meluap bisa mengakibatkan rumah jebol. Dia menambahkan, keberadaan rumah warga yang ada di pinggir sungai tersebut bukan atas izin darinya.

"Nah saya enggak tahu bagaimana caranya mereka dapat sertifikat zaman itu, saya enggak tahu. Tapi kalau zaman Belanda, namanya kali kiri kanan itu pasti jalur inspeksi dan lebarnya itu pasti 10-20, sekarang tinggal 3 meter 5 meter," jelasnya.

Sebelumnya, Ahok mengatakan banjir yang terjadi di Kemang disebabkan belum selesainya normalisasi sungai di Kali Grogol dan Kali Krukut. Apalagi, kawasan Jakarta Selatan dikenal sebagai daerah lembah. 

"Seperti saya sampaikan. Kalau hujan, Jakarta Selatan pasti tergenang karena dia banyak sekali lembah-lembah, termasuk Kali Grogol belum selesai normalisasi, termasuk Kali Krukut," ujar Basuki di Usai meresmikan lapangan olahraga di Plaza Timur Monas, Jakarta, Sabtu (27/8).

Ahok mengklaim banjir di Jakarta Selatan itu tak akan terjadi lebih dari sehari. "Makanya kamu lihat Pusat, Utara bebas. Kalau Selatan saya jamin tidak akan lebih dari sehari berhenti, hitungan jam selesai, makanya kita kerjain," lanjutnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, akan menutup paksa lima rumah kosong yang memicu banjir di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Rumah kosong tersebut mengalami jebol pada bagian dindingnya. 
"Solusi awal kita paksa tutup rumah itu, kita mesti tutup supaya airnya enggak lewat terus," kata Ahok saat menghadiri acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Masyarakat Belitung di Gedung Rimbawa II, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta Pusat, Minggu (28/8). 

Tak sekedar menutup, Ahok mengaku akan mengirim alat berat untuk menggali kali Krukut lebih dalam. Selanjutnya pemerintah provinsi DKI akan membeli tanah lain agar rumah yang ditutup paksa itu bisa dibangun kembali di lahan baru.

"Solusinya kita beli tanah aja. Kita enggak mungkin ganggu orang yang sudah punya izin, itu ada kajian-kajian," ujarnya.

Semula, Ahok mengungkapkan banjir yang terjadi di kawasan Kemang dengan ketinggian di atas 50 sentimeter dipicu oleh jebolnya dinding rumah warga. 

"Bukannya gerojongan Kalut dari Kali Krukut, tapi ada lima rumah orang yang dindingnya jebol," ungkap Ahok. 

Menurut dia, rentangnya jebol dinding rumah tersebut diakibatkan sebagian besar warga Kemang membangun rumah persis di pinggiran sungai. Terlebih kajian ilmiah dari para pengembang di kawasan Kemang tak bisa dibantah.

"Itu ada kajian-kajian, susah berdebat karena secara ilmiah. Makanya saya menyayangkan kenapa Kemang yang harusnya daerah resapan air kok bisa keluar kajian-kajian boleh bangun," tuntasnya.

No comments:

Post a Comment