Monday, August 8, 2016

Ahok: Pak Jokowi Bilang Ada Risiko Maju Pilgub Jalur Independen

Ahok: Pak Jokowi Bilang Ada Risiko Maju Pilgub Jalur Independen


 Keputusan Ahok untuk memilih jalur parpol ternyata tak terlepas dari peran Presiden Joko Widodo. Kandidat Gubernur Petahana DKI itu mengaku mendapat 'warning' dari Jokowi.

"Pak Jokowi hanya ngomong begini, artinya ada risiko kalau lewat independen. Karena kalau ditafsirkan, ini masalah tafsiran UU lagi, kan belum pernah dibawa ke MK," ungkap Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016). Ahok ditanya wartawan apakah ada saran dari Jokowi yang menyebabkannya berpindah jalur.

Pria yang memiliki nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu menjabarkan soal amanat satu juta pendukung. Jokowi mengingatkan bahwa Ahok akan terkendala pada masalah verifikasi dengan adanya aturan tersebut.

"Satu juta pendukung harus ditemui semua, itu tafsiran UU loh. Kalau tidak ditemui berarti verifikasinya cacat hukum. Berarti bisa enggak kita tafsirkan lagi pencalonannya juga cacat? Bisa toh," kata Ahok.

"Kalau lawan menafsirkan seperti itu, emangnya kamu yakin bisa temui sejuta orang? Ini logika loh, bukan acak, temuin. Nah, kalau ditafsirkan seperti itu, lalu kamu digagalkan tidak nyalon, lalu mau apa? Ini kira-kira diskusi berdua ini," imbuhnya.

Meski sudah mendapat satu juta dukungan lewat Teman Ahok, pada akhirnya ada partai politik yang menurutnya mau mendukung tanpa syarat. Maka Ahok pun memutuskan menempuh jalur parpol.

"Bukan kita yang ngemis kepada partai toh? Belum satu juta pun partai-partai sudah menyatakan akan mendukung, karena partai tidak ingin, siapa tahu tiba-tiba satu juta jalan, semua orang cuti datengin ke PPK dan menang lagi. Itulah deparpolisasi namanya, kepercayaan publik ke parpol hilang," papar Ahok.

Ahok pun menilai Nasdem, Hanura, dan Golkar memiliki kesamaan misi visi dengan Teman Ahok. Sehingga masukan Jokowi dinilainya cukup masuk akal.

"Kan udah ada 3 parpol, Hanura dari awal sama Nasdem. Golkar yang muda dari awal waktu mulai kumpulin KTP mereka udah dukung. Maka mereka bentuk tim untuk kumpulin KTP," tutur dia.

Dengan dukungan tokoh-tokoh parpol pendukung itulah Ahok merasa tidak ragu mengolaborasikan antara Teman Ahok dan partai. Sebab Ahok menemukan fakta bahwa ketiga partai ini sudah mendukungnya sebelum ia memutuskan menempuh jalur partai.

"Bahkan pengurus partai kasih saya lihat 'nih, gue ada kasih anda KTP'. Dia kasih lihat. 'Nih keluarga saya kasih'. Ada juga mantan menteri kasih, dia kasih lihat saya foto KTP lagi di booth," ujar Ahok.

"Artinya apa? Inilah demokrasi yang kita harapkan. Yang mengizinkan perorangan siapa? Undang-undang," tambah dia sekaligus mengakhiri.

No comments:

Post a Comment