Monday, August 1, 2016

Temuan makam fiktif buktikan praktik suap sudah lama terjadi

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menemukan ratusan makam fiktif di sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU). Dikatakan makam fiktif karena ternyata tak ada jasad di dalamnya.

Temuan makam fiktif ini mengindikasikan praktik suap di TPU terpelihara subur sejak lama.

"Ada. Karena semua kan sudah dicopot dari jabatan kepala TPU. Dan berdasarkan laporan masyarakat, PHL atau pengurus makam yang secara sadar menyampaikan adanya pungutan-pungutan tidak semestinya. Ini sudah sistemik. Mereka sudah menikmati dulu pungutan itu," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djaffar Muchlisin, kepada wartawan di Balai Kota, Senin (1/8).

Namun, dia tak bisa memproses hukum praktik curang ini selama belum ada delik aduan masyarakat.

"Masyarakat harus ada yang melaporkan bahwa mereka merasa diperas oleh oknum-oknum itu. Nah, laporan masyarakat ini yang kita tunggu. Justru sekarang kita dorong masyarakat yang merasa memesan agar berani melaporkan berbagai kecurangan itu. Seperti di Tegal Alur itu," tambahnya.

Terkait pendataan di sejumlah TPU, dia menyebut sampai ditemukan 376 lebih makam fiktif. Menurutnya, temuan makam fiktif karena terjadi perbedaan data antara yang dimiliki dinasnya dengan ketersediaan di lapangan.

"Kalau orang mau butuh makam, tapi dikatakan jumlahnya sudah penuh, di PTSP juga sudah penuh, tapi kok kenapa ada calo atau oknum-oknum yang menawarkan saya bisa sediakan. Nah ini awal-awalnya, sehingga terjadi transaksi. Ini dimulai dari data yang tidak akurat tadi. Data registrasi di TPU, PTSP tidak sama dengan data fisik di lapangan. Ini sedang kita upayakan supaya, setelah dilakukan penertiban ini diketemukanlah sudah berapa sih yang terpakai, ada berapa ketersediaan lahan makam kosong. Nah, data inilah yang akan disampaikan ke PTSP sehingga masyarakat semua bisa mengetahuinya," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment