Thursday, August 18, 2016

Cerita Detail Sudirman Soal Detik-detik Direshuffle Presiden Jokowi

Spekulasi soal alasan pencopotan Sudirman Said dari kursi Menteri ESDM sempat berkembang luas. Apa yang sebenarnya disampaikan Presiden Jokowi ke Sudirman?

Dalam wawancara dengan detikcom di rumah yang dikontrak Sudirman di Jl Cibeber, Jakarta Selatan, Rabu (11/8/2016), Sudirman mengungkap detik-detik saat dirinya dipanggil Presiden Jokowi lalu diberitahu akan diganti. Kejadiannya bisa dikatakan cukup cepat. Namun Sudirman mengaku tak terlalu terkejut.

"Kalau saya sering guyonnya seperti ini, terhadap saya ini kan belum diangkat saja sudah disuruh reshuffle. Dan sepanjang 2 tahun ini hampir setiap tiga bulan selalu ada kesibukan di publik seolah-olah Presiden mau ganti menteri, mau ganti menteri. Buat saya bukan hal yang mengejutkan sama sekali. Pertama, karena memang saya tahu betul bidang ini bidang yang aspek non teknisnya banyak sekali, aspek politiknya cukup kental," tuturnya.

"Yang kedua, secara normatif memang menteri adalah jabatan politik, maka disebut political appointing, maka orang menyebutnya hak prerogatif Presiden. Jadi setiap saat Presiden berkepentingan untuk melakukan penataan, itu sesuatu yang niscaya terjadi," imbuh mantan Dirut PT Pindad ini.

Sudirman Said (Hasan Alhabsyi/detikcom)

Sudirman merasa lebih rileks setelah melepas jabatan menteri. Sambil tertawa, pria yang pernah jadi staf khusus Dirut Pertamina ini mengaku merasa dalam kondisi paling prima dalam 21 bulan terakhir. 

Pembawaan Sudirman setelah dua pekan tak menjabat menteri memang terasa lebih lepas. Beberapa kali dia melontarkan canda, tertawa, namun kata-katanya tetap terjaga.

Cerita detail soal pertemuannya dengan Presiden Jokowi sehari sebelum pengumuman reshuffle belum banyak diumbar ke publik. Pertemuan berdurasi sekitar 10 menit itu selama ini masih menjadi misteri. Kepada detikcom, alumnus STAN ini buka-bukaan soal apa yang terjadi.

Sudirman Said berpose di depan warung bakso Pak Dirman (Arifin Asydhad/detikcom)

Berikut tanya jawab detikcom dengan Sudirman Said soal pemberhentian dirinya:

Apakah Pak SS merasa ada tanda-tanda akan direshuffle sebelumnya?

Jadi kalau dikatakan apakah ada tanda-tanda, sebelumnya tanda-tanda sudah jauh sekali ada, tetapi saya tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang mengganggu. Pekerjaan begini itu saya menempatkan pressure itu bagian dari job description. Kalau tidak mau dapat pressure jangan menerima pekerjaan ini. Namun tidak ada yang saya anggap serius. Bahkan hari-hari terakhir (sebelum reshuffle) saya mengatakan, ya kaya kita melamar perempuan, selama janur belum melengkung anggap saja ngga ada apa-apa gitu.

Saya juga mengatakan begitu sama teman-teman. Sampai saya mendapat kepercayaan Presiden, atau menerima keppres, saya tidak menganggap reshuffle itu serius. Karena itu, pada waktu hari Selasa (26/7) itu, mulai sore diberitahu kemungkinan akan ada pertemuan atau ratas. (Yang memberi tahu) dari Istana. Itu waktu saya sedang di Komisi VII, kira-kira jam 15.00 WIB atau jam 16.00 WIB. Selesai di Komisi VII, karena ada pemberitahuan diminta siap-siap, saya ke kantor. Di kantor seperti biasa, cek dokumen segala macem.

Jam 18.15 WIB saya ditelepon oleh ajudan Presiden, ditanya bisa sampai Istana jam berapa, saya bilang 15 menit, oke jalan, seperempat jam.

Jam 18.35 WIB saya sampai di Istana. Kemudian menunggu 10 menit, saya dipertemukan dengan Presiden. Kemudian seperti yang kita dengar Bapak Presiden menjelaskan di media kan, ada perkembangan yang memerlukan penyesuaian, ada suasana yang memerlukan penataan-penataan, penguatan, dan karena itu beliau memutuskan selesai tugas dan mengganti. Singkat pertemuannya dan saya kira pesannya clear, Presiden memerlukan penataan, penguatan, penyesuaian.


Adakah alasan lebih detail yang disampaikan oleh Presiden?

Lebih pada pesan positif bahwa harus penyesuaian-penyesuaian, tidak ada yang detail, tidak ada yang spesifik mengenai kinerja. Bahkan ketika saya menyatakan saya terima kasih diberi kesempatan dan kehormatan membantu Bapak Presiden dan Wakil Presiden selama hampir dua tahun, saya mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan, beliau merespons, "Tidak ada hal-hal yang negatif, tidak ada masalah kinerja. Saya tahu Pak Sudirman pontang panting, luar biasa energinya, karena ini tugas yang berat. Ini karena harus melakukan penyesuaian-penyesuaian". 

Jadi, saya kira sebagai orang yang cukup lama berinteraksi di dalam, kemudian paham bagaimana jalan pikiran Pak Presiden, kita ngerti, kita appreciate dan memahami betul kenapa ini harus dilakukan.

Menurut Pak Sudirman, apa alasan Bapak direshuffle?

Tentu kita percaya Presiden punya wisdom, punya pandangan-pandangan yang lebih luas dari yang kita tahu, kita berprasangka baik. Saya katakan pada tim yang di dalam, maupun pada saat press conference, setiap pergantian adalah kesempatan untuk melakukan perbaikan, kita sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi tentu pengganti saya akan memberikan hal yang lebih baik lagi.

Wawancara dengan Sudirman mengalir tak hanya soal reshuffle. Masih ada tema-tema menarik lainnya, termasuk aktivitas mengikuti mantan staf khusus Dirut Pertamina itu pulang kampung ke Brebes dan bicara mengenai mimpinya di masa depan. Ikut terus artikel-artikel "Menyapa Mantan Menteri ESDM Sudirman Said" berikutnya.

No comments:

Post a Comment