Wednesday, July 13, 2016

Pompa di Pluit Rusak, Ahok Curiga Ada Sabotase

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kaget ketika mendengar informasi rusaknya empat pompa air di Waduk Pluit. Apalagi, ketika mengetahui alasannya adalah kerusakan kabel di bawah tanah.
"Gila itu bahaya sekali, saya baru dengar," ujar Ahok (sapaan Basuki) di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (13/7/2016).
Padahal, perawatan pompa tersebut masih berlangsung hingga 2018. Dia ragu jika kerusakan kabel menjadi penyebab rusaknya pompa.
Ahok menduga ini merupakan sabotase dari oknum. Sebab, Jakarta akan tenggelam saat hujan jika pompa di Waduk Pluit rusak. Ahok mengatakan akan menyelidiki kenapa pompa-pompa tersebut bisa rusak.
"Ini mah sabotase, kalau Waduk Pluit rusak, tenggelam Jakarta. Itu sudah kurang ajar (kalau sabotase), itu bisa tenggelam Jakarta saya jamin. Kurang ajar namanya," ujar Ahok. (Baca: Lulung: Jangan Sampai Ahok Marah-marah Lagi, Bilang Ada Sabotase)

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melaporkan semua upaya yang diduga sabotase untuk menimbulkan banjir kepada pihak kepolisian. 

"Saya sudah serahkan kepada polisi saja," kata Basuki seusai menghadiri groundbreaking pembangunan gedung parkir di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/3/2016). 

Upaya-upaya penyebab banjir itu ialah seperti menumpuknya kulit kabel di dalam saluran air di Jalan Medan Merdeka Selatan. 

Pada 2014 lalu, modus yang sama juga ditemukan di Jalan Medan Merdeka Timur. 

"Dulu kami pikir temuan itu bukan sesuatu yang penting. Ya kita enggak bisa nuduh-lah. Kami serahkan Polda untuk menyimpulkan," kata Basuki. 

Berbagai upaya lainnya ialah seperti kabel pompa underpassPasar Gembrong yang disebut digigit tikus. 

Namun, pejabat kembali memberi alasan berbeda ketika Basuki meninjau langsung kawasan tersebut. 

"Saluran di Semanggi juga ditutup konblok. Beberapa kabel lampu lalu lintas juga digunting. Kami sudah lapor juga," ujar Basuki.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengaku tidak tahu asal usul kulit kabel yang memenuhi gorong-gorong di kawasan Medan Merdeka Selatan.

Menurut dia, wajar jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap kulit kabel tersebut sebagai sabotase karena jumlahnya yang begitu banyak. 

"Kalau dibilang sabotase, ada bukti nyata. Sekarang kulit kabel mungkin sudah (setara) 15 truk, loh. Kalau Gubernur suudzon, wajar karena ada alasannya," ujar Teguh di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/3/2016). 

Sesuai dengan kapasitasnya, Teguh pun memilih untuk tidak memusingkan sumber kulit kabel tersebut. Dia menyerahkan persoalan itu kepada polisi. (Baca: Memburu Biang Keladi Genangan hingga ke Gorong-gorong)

Teguh mengatakan, polisi sudah turun langsung dan meninjau lokasi penemuan kulit-kulit kabel itu. 

Selanjutnya, hal yang dapat dikerjakan Pemprov DKI saat ini adalah membersihkan gorong-gorong tersebut. 

Setelah rapat bersama Gubernur kemarin, Teguh mengatakan bahwa ribuan petugas akan diturunkan untuk melancarkan aliran air di gorong-gorong itu. 

Pegawai harian lepas (PHL) Dinas Tata Air DKI Jakarta juga diturunkan untuk membantu petugas pemeliharaan prasarana dan sarana umum (PPSU) dari kelurahan dan Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

"Yang bajunya biru-biru itu PHL tata air. Enggak mau kalah, dong, kami dengan PPSU, " ujar Teguh. 

Dia mengatakan, Dinas Tata Air DKI memiliki 700 PHL untuk memantau pompa air dan 700 PHL untuk membantu memeriksa gorong-gorong itu. (Baca: Pasukan Oranye Angkut Kulit Kabel dari Selokan hingga Malam Hari)

Dengan bersatu padu seperti itu, Teguh berharap, aliran air gorong-gorong akan lancar sehingga mengurangi genangan di kawasan Ring I.  

"Kami punya komitmen, pokoknya kami upayakan Jakarta enggak ada genangan sekaligus untuk mengembalikan fungsi got dan saluran air," ujar dia.

No comments:

Post a Comment