Sunday, May 1, 2016

Ahok: Pemprov Berencana Beli Lahan Untuk Warga Luar Batang Sejak 2014

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan bahwa pembelian lahan di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara yang diperuntukkan untuk rumah susun bagi warga telah dilakukan sejak tahun 2014. Namun hal itu urung dilakukannya lantaran selalu terbentur masalah.

"Jadi saya perlu jelaskan, sebetulnya 2014 ketika kita mengeluarkan SK Gubernur untuk penataan Kota Tua, Sunda Kelapa dan Masjid Luar Batang ini, kita sudah ada dasarnya. Kita tahu ada peraturan Gubernur itu, kita mulai mencari tanah, karena pengalaman kami menemukan orang pengennya dengerin dulu," ujar Ahok.

Hal tersebut disampaikannya kepada wartawan di kediaman pribadi Ahok di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016). Ahok menceritakan kala itu pihaknya sudah mendapatkan lahan seluas 12 hektar di Luar Batang, namun tiap kali mau memulai pembangunan ada saja gugatan yang ditujukan kepada Pemprov DKI.

"Saat itu pemprov menurutnya telah mendapatkan lahan seluas 12 hektar di dekat pom bensin. Saat akan melakukan pembangunan, tiba-tiba saja ada yang mengajukan gugatan atas tanah tersebut.

"Memang lama untuk kita dapat tanah dekat pom bensin, kita sudah mau bayar tahun lalu nih. Jadi bayar, langsung kita bangun, kan kita bisa pakai kewajiban pengembang. Tiba-tiba ada orang buat surat, menyatakan tanah itu sengketa. Saya sudah bilang sama Bu Ika (Kadis Perumahan dan Bangunan Pemda DKI Ika Lestari Adji-red) kalau ini enggak ada urusan dengan dia, sama-sama ngasih surat kok," jelasnya.

Untuk lebih memastikan, pihak Pemprov akhirnya menanyakan pada pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun proses surat menyurat itu dibutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 60 hari.

"60 hari menunggu gugatan, ternyata bodong, asal ngomong doang. Kita sudah bilang sama yang punya tanah, gugat saja, pidanain! Kurang ajar gitu loh. Tapi kan enggak semua orang berani untuk mencari masalah, ya udah biarin saja," ungkapnya.

"Akhirnya, tahun lalu itu enggak jadi beli. Itu harusnya mau beli pas awal 2015, eh, awal 2014 malah. Nah kalau tahun 2014 bayar, kita bangun, 2015-2016 itu sudah jadi semua nih," tutup Ahok. 

No comments:

Post a Comment