Tuesday, May 31, 2016

Menyoal Isu Kemunduran Heru Jadi Calon Pendamping Ahok dalam Pilkada DKI 2017

 Tak ada angin tak ada hujan. Tiba-tiba saja wartawan yang biasa meliput di lingkungan Balai Kota mendapat kabar bahwa Heru Budi Hartono mengundurkan diri dari bakal calon wakil gubernur DKI.
Heru yang menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta itu diusung oleh relawan Teman Ahok berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Mendengar desas desus itu, wartawan pun menunggu Heru yang Senin (30/5/2016) pagi itu tengah mengikuti rapat pimpinan. Sikap berbeda ditunjukkan oleh mantan Wali Kota Jakarta Utara itu.
Heru yang biasanya tak menolak diwawancara, Senin kemarin dia terlihat menghindari wartawan.
"Apa? Saya mau dampingi Pak Wagub dulu," kata Heru terus melangkah di belakang Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Di sisi lain, wartawan terus mencoba mengonfirmasi kebenaran isu tersebut. Namun Heru lebih memilih tertawa dan tidak mengindahkan pertanyaan wartawan.
"Aduh, wartawan nanyanya itu lho, suka macem-macem," seloroh Djarot.
Djarot dan Heru pun melakukan pertemuan tertutup. Dua jam setelah melakukan pertemuan, Heru kembali dikerubuti wartawan.
Sama seperti sebelumnya, Heru lebih banyak tertawa menanggapi isu ini. Seperti saat wartawan bertanya tentang statusnya yang masih menjadi bakal calon wakil gubernur pendamping Basuki.
"Tanya Pak Ahok (Basuki). Masih jauh lah (Pilkada)," kata Heru sambil tertawa.
Ia pun terus meminta wartawan menanyakan hal ini kepada Basuki. Heru tidak membenarkan dan tidak membantah mengenai beredarnya kabar tersebut.
"Ya kita lihat perkembangan," kata Heru. (Baca: Diisukan Mundur sebagai Calon Pendamping Ahok, Apa Kata Heru?)
Meski demikian ia mengaku masih suka berkomunikasi dengan Teman Ahok. Ia mendoakan agar target pengumpulan satu juta data KTP bisa terkumpul. Karena dirinya masih berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Heru tidak bisa mengikuti acara Teman Ahok Fair. Ia pun menegaskan dirinya hingga kini masih menjadi PNS DKI.
"Kalau jabatan komisaris utama, di PT Delta Djakarta posisi saya sudah digantikan Pak Michael Rolandi (Wakil Kepala BPKAD). Sedangkan di Bank DKI, saya belum (mengundurkan diri), lagi proses," kata Heru.
Bertemu dengan Djarot, Heru mengaku tidak membahas Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka membahas permasalahan anggaran serta pelaksanaan ERP (electronic road pricing).
Padahal, Basuki sempat guyon Heru ingin mengalah dari Djarot. Basuki sebelumnya ingin menggandeng Djarot yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi bakal calon wakil gubernur. (Baca: Ahok: Mungkin Heru Mau "Ngalah" Buat Djarot)
Hanya saja, Teman Ahok khawatir Basuki tak diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Akhirnya Teman Ahok dan Basuki sepakat mencantumkan nama Heru dalam formulir dukungan calon independen.
Saat ini, sudah terkumpul 900.282 data KTP mendukung pasangan Basuki-Heru. Basuki pun memilih Heru untuk membuktikan bahwa tidak semua PNS bermental korup.
"Pak Djarot itu wakil gubernur saya lho. Tadi habis rapat ada yang harus ditindaklanjuti, jadi enggak (bicara Pilkada). Ya sudah ya," kata Heru sambil tertawa dan perlahan meninggalkan wartawan. (Baca: Djarot: Ada Juga yang Bilang ke Saya Ahok-Djarot Paling Baik)

No comments:

Post a Comment