Monday, May 30, 2016

Kepala MI Raudlatul Islamiyah Bantah Persulit Siswanya Ikut Ujian

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Islamiyah, Penjaringan, Jakarta Utara, Lilis Maesaroh, mengatakan, pihaknya tidak mempersulit siswa yang belum melunasi uang SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) dan uang UKK (ujian kenaikan kelas) untuk mengikuti ujian.
Pada Kamis (28/5/2016), Lilis mengakui bahwa sekolah memulangkan siswa-siswanya yang belum melunasi biaya tersebut. Namun itu bukan untuk mempersulit mereka mengikuti UKK.
"Hari itu memang kami pulangkan. Nah kenapa kami suruh pulang, itu supaya orangtuanya dipanggil agar ada itikad baik dari orangtua, mau itu ada uangnya maupun tidak," ujar Lilis saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/5/2016).
Lilis menyebut ada sekitar 20 siswa yang orangtuanya dipanggil ke sekolah. Dari jumlah tersebut, 18 siswa tetap mengikuti ujian, sementara 2 siswa lainnya tidak mengikutinya.
"Hari itu yang kami pulangkan itu hampir semua mengikuti UKK. Ada beberapa aja yang belum mengikuti UKK, itu kami enggak paham permasalahannya ada di mana," kata dia.
Menurut Lilis, sekolah menerapkan syarat bahwa siswa harus melunasi uang SPP hingga bulan Juni yang besarnya Rp 50.000 per bulan dan uang UKK sebesar Rp 95.000. Meskipun pada saat dipanggil orangtua siswa belum dapat melunasi uang sekolah tersebut, Lilis menyebut tidak masalah. Asalkan ada itikad baik dari orangtua siswa untuk menyampaikannya kepada pihak sekolah.
"Jadi orangtua yang dipanggil bukannya siswa tidak boleh mengikuti (ujian). Ada itikad baik dari orangtua untuk menjelaskan kepada pihak sekolah kenapa belum bisa bayar," tuturnya.
Uang UKK yang dibayarkan siswa digunakan untuk biaya operasional panitia penyelenggara ujian. Setiap tahun, kata Lilis, biaya operasional untuk panitia tidak pernah dibayarkan sepenuhnya.
"Karena kan di sini ada panitia, ada yang ngoreksi, ada uang penulisan rapor. Ini yang harus saya bagi ke panitia. Setiap kenaikan semester itu kami enggak full bayarnya karena masih ada yang nunggak. Ini pun tidak pernah jadi masalah utang setiap tahun," kata Lilis.
Sebelum beredar pesan yang mengatakan pihak MI Raudlatul Islamiyah mempersulit siswa-siswanya yang belum melunasi uang sekolah.
Berikut isi pesan yang beredar tersebut.
"Mohon bantuannya, soalnya ada sekolah dasar swasta MI Raudlatul Islamiyah yang lokasinya berada di Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara yang mempersulit siswanya untuk ikut ujian kenaikan kelas lantaran belum bayar uang sekolah dan ujian. Bahkan sampai orangtuanya mengemis untuk anaknya bisa ikut ujian. Kejadiannya pada Kamis (26/5).
Selain itu, jika ada siswanya yang ingin pindah sekolah, orangtua harus membayar ke kepala sekolahnya sebesar 500 ribu. Setiap siswa yang mengurus uang Kartu Jakarta Pintar(KJP), kepala sekolah meminta setiap siswa 100 ribu untuk ongkos dalam pengurusan KJP.
Ada satu lagi, setiap siswa yang ga ikut touring dan ga ikut kegiatan eskul renang wajib membayar uang 50 ribu?. Mohon di bantu untuk meliput bagi abang2 dan mpo2 panutan saya kita kasih pelajaran ke kepala sekolahnya yang melarang hal itu.??"

No comments:

Post a Comment