Presiden Joko Widodo mencondongkan badan, menyendengkan telinga, lalu mengangguk-angguk saat bercakap-cakap dengan warga di Embarkasi Haji Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (24/3/2016) siang.
Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negera Iriana langsung berbaur dengan 400 warga di Embarkasi Haji di Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (24/3/2016) siang. Keduanya menyalami satu per satu warga yang hampir seluruhnya perempuan dan anak-anak.
Jokowi mendadak terhenti pada seorang lanjut usia yang duduk di kursi roda tepat di seberang panggung. Pria tersebut kemudian berbicara panjang lebar seperti melantur. Jokowi meladeni dengan mendengarkan seksama perkataan lansia tersebut.
Sambil mencondongkan badan, menyendengkan telinga, mendekatkan wajah, Jokowi mendengar kata demi kata yang disampaikan pria tersebut sambil sesekali mengangguk-angguk.
Kejadian itu berlangsung beberapa menit lamanya hingga warga lain menjadi riuh. Jokowi pun kemudian beralih ke warga lain, menyalami, dan duduk di panggung terdepan.
"Dia memang suka cerita masa perjuangannya dulu," kata pendamping lansia setelah Jokowi meninggalkan embarkasi.
"Saya dulu juga ikut perang. Saya hormat pada Soekarno. Saya pasang foto-foto Soekarno di dinding rumah saya. Ada semua di rumah," kata lansia tersebut tanpa bisa dihentikan ketika diajak dialog.
Adegan "menceramahi" Jokowi terjadi sebelum Kepala Negara secara simbolis menyalurkan empat program bantuan sosial untuk Provinsi Kalimantan Timur.
Bantuan itu adalah Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Asistensi Penyandang Disabilitas Berat (Kartu Disabilitas). Satu lagi adalah Kartu Lanjut Usia dan Beras Sejahtera (Rastra), seperti yang diterima lansia yang bercakap-cakap dengan Jokowi.
Ada Rp 204 miliar dana bansos yang digelontorkan bagi 10 kabupaten kota di Kaltim. Kementerian Sosial RI mencatat bahwa dana itu meliputi PKH sebesar Rp 44,22 miliar, Kartu Disabilitas Rp 738 juta, Kartu Lansia Rp 1,6 miliar, dan rastra Rp 158 miliar.
PKH menyasar 20.871 keluarga di di Kaltim. Rastra diberikan kepada 120.833 keluarga dengan pagu beras sebanyak 21.749.940 kilogram. Rastra akan dinikmati keluarga miskin sekira 15 kilogram per bulan.
Adapun kartu lansia diberikan kepada 690 orang dengan jumlah Rp 200.000 per bulan. Pencairannya sebanyak tiga kali dalam setahun.
Kartu disabilitas diserahkan kepada 205 orang. Pemegang kartu ini berhak atas bantuan Rp 300.000 per bulan yang dapat dicairkan setiap empat bulan sekali atau setara Rp 1,2 juta, atau Rp 3,6 juta dalam setahun.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa yang turut hadir di sana mengatakan, kartu disabilitas ini telah menjangkau 22.000 penyandang disabilitas di 2015 di Indonesia. "Pada 2016 ini meningkat jadi 168.000 orang," kata Khofifah.
Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan, penerima bansos tidak boleh menyalahgunaan bantuan, seperti untuk membeli pulsa dan rokok. Mereka yang kedapatan menyalahgunakan bansos, maka bantuan itu mesti dicopot.
"Sudah dibantu malah belikan rokok, tambah penyakit. Kalau ketahuan nanti kartu dicabut," kata Jokowi.
Jokowi memastikan bahwa para pendamping penerima PKH akan rutin memonitor. Satu pendamping mengkoordinasi 150-200 kelurahan penerima PKH. Pendamping nantinya bisa memutuskan, apakah warga tersebut layak menerima bansos atau tidak.
"Pendamping akan melihat penggunaan dana," katanya.
Hadir juga dalam acara tersebut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, serta seluruh anggota Muspida di Balikpapan.
Sepanjang acara pemberian bantuan suasana terasa guyup. Kepala Negara menunjukkan keramahan dan keakrabannya pada warga yang hadir.
No comments:
Post a Comment