Thursday, March 31, 2016

Tak Hanya Sampah Rumah Tangga, Batang Pohon Juga Mengambang di Cikapundung

Aneka sampah menumpuk di aliran Sungai Cikapundung atau tepatnya di bawah Jembatan Cijagra yang memisahkan Kampung Cijagra dan Leuwibandung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Rupanya bukan sampah jenis rumah tangga saja yang menggunduk, limbah batang pohon juga mengambang di sungai tersebut.

Jajang Ramdan (45) menunjukkan hasil buruannya berupa sejumlah limbah batang beragam ukuran yang menggunduk bersama berkubik-kubik sampah lainnya. "Ini batang pohon yang kemarin-kemarin numpuk di Cikapundung. Ya saya ambil karena bernilai ekonomi. Sekarang sudah terkumpul delapan potong batang pohon," ucap Jajang saat berbincang dengan detikcom di Jembatan Cijagra, Kamis (31/3/2016).

Sejak banyaknya sampah menumpuk dan menyangkut di bawah jembatan, menurut Jajang, beberapa warga setempat turun ke sungai untuk mengais limbah yang bernilai rupiah. "Kami pilah-pilah, mana saja yang bisa dijual ke gudang rongsok. Kalau batang pohon, biasanya saya jual ke teman," ujarnya.

Dia sudah beberapa kali mengangkat limbah pohon yang terbawa arus dari hulu sungai. Gelondongan pohon itu, sambung Jajang, tak terhitung jumlahnya.

"Kalau batang berukuran kecil, saya angkat. Caranya didiamkan di sungai, jadi setelah permukaan air naik, saya tarik pakai tambang bersama anak. Tapi kalau yang besar-besar enggak saya ambil, ya dibiarkan saja hanyut," kata bapak tujuh anak ini yang menduga limbah pohon dari luar Kabupaten Bandung.

Jajang mengaku sering memperoleh limbah batang pohon jenis pinus, albasiah dan mahoni. Untuk batang mahoni dan albasiah berukuran dua hingga empat meter, Jajang memotong menjadi beberapa bagian lalu dijual kepada masyarakat untuk keperluan kayu bakar.

Berbeda limbah batang pohon pinus. Jajang menyebut jenis pohon tersebut bernilai tinggi. Dia pernah melego pinus berukuran 4,5 meter dan diameter 1 meter seharga Rp 1 juta.

"Batang pinus saya bagi lagi menjadi delapan. Panjang 4,5 meter dan ketebalannya 35 sentimeter. Orang yang membelinya bilang untuk membuat lemari," tutur Jajang yang merupakan warga pribumi di kampung tersebut. 

No comments:

Post a Comment