Thursday, March 31, 2016

Charta Politika: Mayoritas Pemilih PDI-P Pilih Ahok Jadi Cagub DKI

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memang belum menentukan sikap resminya akan mendukung siapa dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dari hasil survei Charta Politika dari tanggal 15 - 20 Maret 2016, ternyata sebagian besar pemilih PDI-P di DKI Jakarta memilihBasuki Tjahaja Purnama "Ahok" untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Dari 400 responden Charta Politika, pemilih PDI-P paling besar, yakni sebanyak 19,3 persen. Dari responden yang merupakan pemilih PDI-P itu, sebanyak 67,5 persen memilih Ahok kembali menjadi gubernur DKI Jakarta.
Kader PDI-P yang digadang-gadang menyaingi Ahok yakni Tri Rismaharini hanya mendapat 14,3 persen.
Sementara bakal cagub lainnya mendapat kurang dari lima persen seperti Yusril Ihza Mahendra (3,9 persen), Abraham Lunggana(2,6 persen), Hidayat Nur Wahid (1,3 persen). Sisanya, 10,4 persen tidak memilih atau tidak menjawab.
Lantas, apakah PDI-P akan mengusung Ahok?
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politika mengungkapkan kemungkinan PDI-P mendukung Ahok masih terbuka lebar. Sebab, hingga saat ini, suara penolakan hanya datang dari kader PDI-P, bukan dari sang pengambil keputusan di partai banteng hitam tersebut.
"Ibu Megawati sampai saat ini belum bersuara. Jadi masih ada kemungkinan PDI-P mendukung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta," kata Yunarto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Hasil survei PDI-P tak jauh berbeda dengan Partai Gerindra. Sebagian besar pemilih Gerindra dalam survei ini juga memilihAhok untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.
Dari 400 responden yang disurvei Charta Politika, 13 persen memilih Gerindra sebagai partai politik untuk menyalurkan aspirasinya.
Dari para pemilih Partai Gerindra itu, 51,9 persen justru memilihAhok menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sisanya, 15,4 persen memilih Yusril Ihza Mahendra, 5,8 persen memilih Sadiaga Uno, 5,8 persen memilih Hidayat Nur Wahid, 3,8 persen memilihAdhyaksa Dault, 7,7 persen memilih calon lain, dan 5,8 persen tidak memilih atau tidak menjawab.
Pengumpulan data untuk survei itu dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan di DKI Jakarta.
Survei ini dijalankan dengan menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei ini dilakukan setelah Ahok mengumumkan bakal calon wakil gubernurnya, Heru Budi Hartono.

No comments:

Post a Comment