Wednesday, July 13, 2016

Damayanti sebut kesaksian politisi PKB penuh kebohongan

Terdakwa kasus korupsi proyek Kementerian PUPR Damayanti Wisnu Putranti menyebut keterangan Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PKB, Fathan Subchi dalam sidang sebagai kebohongan. Damayanti menilai, Fathan berbohong saat memberi keterangan terkait pertemuan antara Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku dan Maluku Utara, Amran HI Mustary dengan para anggota Komisi V DPR, dimana politisi PKB itu mengaku hanya satu kali mengikuti pertemuan tersebut, yakni pada Oktober 2015.

"Pertemuan di Ambara itu tidak hanya satu kali, CCTV juga mengatakan demikian, Pak Budi Suprianto (Fraksi Golkar) juga bilang ada beberapa kali," ujar Damayanti saat menanggapi keterangan Fathan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (13/7).

Damayanti juga membantah jika dirinya yang mengundang Fathan untuk menghadiri pertemuan dengan Amran. Sebab, sejumlah anggota Komisi V DPR sebelumnya telah melakukan pertemuan di ruang kerja Damayanti yang berada di ruang 621 Gedung DPR Senayan.

Setelah pertemuan itu, lanjut Damayanti, akhirnya semua sepakat memenuhi undangan Amran, untuk berkumpul dan membicarakan usulan program aspirasi di Maluku.

"Kami sama-sama terima undangan Pak Amran. Sama-sama mengusulkan aspirasi di Maluku. Jadi sebelum ke Ambara, kami kumpul di ruangan saya," ujar Damayanti.

Kemudian, Damayanti juga membantah keterangan Fathan soal usulan program aspirasi, dimana sebelumnya Fathan mengaku tidak ada pembicaraan mengenai program tersebut.

Namun, Damayanti menjabarkan bahwa dalam pertemuan tersebut Kepala Seksi Perencanaan BPJN IX Octo Veri Silitonga menyerahkan judul program aspirasi di BPJN IX Maluku kepada Amran, lengkap dengan nama-nama anggota Komisi V yang mengusulkan program.

"Ada nama saya, Fathan, Alamuddin Dimyati Rois (PKB), dan Budi Supriyanto. Saya minta Fery (staf Damayanti) mencatat, tapi Panjenengan (Fathan) bilang diketik saja," kata Damayanti.

Walaupun sudah mendengar bantahan Damayanti, namun Fathan tetap bersikeras bahwa apa yang diungkapkan olehnya di awal persidangan adalah suatu kebenaran. Dirinya berdalih lupa akan adanya pertemuan-pertemuan tersebut, dan tetap mengaku hanya sekali melakukannya.

"Saya tidak ingat pertemuan itu. Saya ingat hanya sekali, saya pamit duluan dan tidak pernah ketemu lagi sama Amran. Yang saya tahu, kami cuma ngobrol ringan-ringan saja," kata Fathan kembali membantah.

No comments:

Post a Comment