Kamis (19/5/2016), waterway Marunda tidak banyak berubah sejak diresmikan pada 2013 lalu, yaitu pada era pemerintahan Gubernur Joko Widodo
Bertambahnya jumlah warga Rusun Marunda di Jakarta Utara tidak diimbangi dengan bertambahnya akses transportasi air atau waterway di Dermaga Apung Marunda.
Kepala Dermaga Apung Marunda Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdar, mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada satu armada perahu cepat, yang digunakan untuk mengangkut warga Rusun Marunda dari Dermaga Marunda ke Pelabuhan Muara Baru.
Padahal, kata dia, sebelumnya Pemprov DKI menyediakan dua kapal cepat untuk mengangkut para penumpang.
"Yang ada cuma satu. Waktu pertama memang ada dua, tapi karena kerusakan ya, jadinya tinggal satu saja," ujar Masdar kepada Kompas.com, Kamis (19/5/2016).
Masdar mengatakan, ia sudah meminta kepada Dinas Perhubungan segera menambah unit kapal cepat untuk menampung warga rusun Marunda, yang semakin banyak.
Seperti diketahui, sejak gencarnya penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI, jumlah penduduk yang ditampung di rusun juga semakin meningkat.
Rusun Marunda misalnya, menampung warga gusuran dariKalijodo dan Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Menurut Masdar, tidak seluruh warga bisa menikmati fasilitas gratis ini karena kapasitas perahu cepat yang hanya sanggup mengangkut 30 penumpang serta jumlah kapal yang sedikit.
"Kalau sudah penuh, tidak bisa (ditambah) Pak, kalau penuh ya penuh tidak boleh lebih, karena juga untuk keselamatan mereka. Saya sudah coba mengajukan, bahkan saya juga udah bilang ke warga kalau nanti akan disediakan perahu yang bisa menampung penumpang lebih dari 100 orang, tapi yah, sampai sekarang belum juga," ujar Masdar.
Ia hanya berharap agar pemerintah segera menambah armada kapal, untuk memberikan pelayanan kepada warga rusun Marunda.
"Yah memang tidak ada yang ngeluh, tapi sebelum mereka komplein, harus disediakan dulu," ujar Masdar.
Dari pemberitaan Kompas.com, pada 2013, saat Gubernur Joko Widodo meresmikan waterway Marunda, Jokowi berjanji secara bertahap akan menambah empat unit kapal cepat untuk mengangkut warga rusun Marunda.
Namun, hingga era pemerintaha DKI bergantu, janji tersebut tak kunjung ditepati.
Sejak tiga tahun lalu diresmikan, transportasi air atau waterway di Marunda, Jakarta Utara tak banyak berubah. Waterway yang diresmikan pada tahun 2013 pada era pemerintahan Gubernur Joko Widodo ini tampak tak ada perubahan dari bentuk fisiknya.
Dermaga apung berwarna oranye dan biru berukuran 9 x 3 meter serta perahu cepat berukuran 10 meter tampak bersandar di dermaga mini yang tak jauh dari rumah susun sewa sederhana Marunda.
Kepala dermaga Apung Marunda Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdar mengatakan, sejak 2013 lalu diresmikan, warga Marunda masih memanfaatkan fasilitas angkutan air itu sebagai akses menuju Muara Baru.
Pada hari kerja, Masdar menyebut ada sekitar 27 sampai 28 warga yang menaiki perahu cepat untuk bekerja. Sedangkan setiap Sabtu, hanya ada rata-rata 18 hingga 19 penumpang yang menggunakan perahu itu. Perahu cepat tersebut berkapasitas 30 penumpang.
"Setiap hari selalu ada warga yang naik Pak, tapi ya kalau sudah penuh, kami tidak terima lagi, karena kalau over kapasitasnya juga bahaya untuk keselamatan penumpang," ujar Masdar kepadaKompas.com di dermaga Apung Marunda, Kamis (19/5/2016).
Aktivitas kapal yaitu Senin hingga Sabtu, sedangkan pada hari Minggu, perahu tidak dioperasikan. Jam operasi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Namun, ketika berangkat dari Marunda ke dermaga Muara Baru, kapal tersebut akan standby di dermaga Muara Baru, barulah sorenya kapal kembali lagi ke dermaga apung Marunda.
Masdar mengungkapkan, Waterway Marunda hanya diperbolehkan untuk dinaiki oleh warga Rusun Marunda saja. Setiap penumpang wajib menunjukan KTP atau tanda pengenal lain yang menunjukan bahwa penumpang merupakan warga rusun Marunda.
Masdar mengaku meski saat ini di Marunda juga disediakan bus transjakarta oleh Pemprov DKI, namun tidak membuat penumpang transportasi air ini berkurang. Ini terbukti dari banyaknya warga yang selalu mengantri untuk naik perahu tersebut.
Saat ini ada dua akses jalan yang biasa dilalui warga Marunda untuk bisa mencapai dermaga waterway. Salah satunya akses yang berada tepat di belakang Rusun Marunda. Namun pintu pagar hanya dibuka pada pukul 07.00 WIB dan 17.00 WIB.
Alasannya karena lokasi warterway meminjam akses lokasi PT KBN (Persero), jadi selain untuk mengakses waterway, tidak ada yang diperbolehkan masuk ke lahan tersebut. Selain itu juga tampak dua pos jaga berukuran cukup besar yang bisa menampung 4 hingga 5 orang di dalamnya untuk satu pos.
Selain untuk berjaga, pos tersebut juga digunakan untuk beristirahat. Namun, Masdar mengatakan bawah akses listrik dan air bersih sangat sulit di dermaga tersebut. Untuk penerangan, dirinya menggunakan mesin genset yang memerlukan biaya yang tidak sedikit per harinya.
Sedangkan untuk akses air bersih yang digunakan untuk mandi atau sekedar membersihkan diri, Masdar mengaku menggunakan air laut.
"Itulah Pak, yang kurang ya listrik dan air bersih. Kalo pasang genset kan biayanya enggak murah. Setiap hari harus beli minyak buat idupinnya;" ujar Masdar.
No comments:
Post a Comment