Thursday, May 26, 2016

Ahok Bikin Arena Balap Sepeda Paling Modern se-ASEAN

Menyambut gelaran Asian Games tahun 2018 mendatang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal membangun arena balap sepeda alias velodrome paling modern se-ASEAN. Proyek ini bakal menghabiskan dana Rp 544 miliar.

"Kami terus berupaya segera mewujudkan proyek velodrome ini, agar bisa dipergunakan untuk Asian Games 2018 nanti. Berharap prosesnya lancar, dan kontraktornya segera mulai pengerjaan dan ini satu-satunya velodrome kelas dunia di ASEAN," ungkap Presdir PT Jakpro, Satya Heragandhi, dalam keterangannya, Rabu (25/5/2016).

PT Jakpro sendiri dipercaya sebagai penanggungjawab proyek tersebut. Hal ini mengingat, Jakpro tak lain adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di DKI Jakarta.

Sementara selaku kontraktor pelaksana pembangunan dipercayakan kepada EF Global, sebuah perusahaan konstruksi asal Inggris yang bermitra dengan kontraktor lokal PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk.

Lokasi pembangunan arena balap sepeda ini terletak di bilangan Rawamangun. Semula, lokasi ini pernah menjadi arena pacuan kuda. Namun, lantaran berkembangnya paham bahwa pacuan kuda erat kaitannya dengan judi maka kegiatan ini dihentikan dan beralihfungsi menjadi arena balap sepeda.

Namun demikian, arena balap sepeda yang dibangun kala itu diniliai tidak memenuhi standar internasional sehingga tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Sehingga, oleh Jakpro selaku penanggungjawab proyek, bangunan tersebut bakal dibongkar dan dibangun ulang dengan struktur bangunan yang lebih kuat dan berkualitas.

Project Director Velodrome, Dharmananda Lukito mengatakan, arena balap sepeda yang dirancang oleh pakar konstruksi velodrome dari Inggris ini bakal mulai pelaksanaan pekerjaan fisiknya pada Juni mendatang. Dengan begitu diharapkan, seluruh proyek velodrome ini, tuntas pada akhir Juni 2018 maksimum. 

"Sebenarnya dari sisi waktu, sangat ketat, namun kami yakin masih bisa dikejar untuk Asian Games 2018, kok," tegasnya. 

Terkait anggaran, Dhamananda menuturkan, untuk perhitungan awal untuk proyek hingga tuntas memerlukan dana sektar US$ 30 juta atau sekitar Rp 408 miliar.

"Namun karena kebutuhan pemenuhan standart yang tinggi, ada tambahan kebutuhan hingga menjadi US$ 40 juta (Rp 544 miliar). Kita memang pertama kali membangun Velodrome bertaraf dan bersertifikasi internasional, memang terjadi perubahan anggaran naik dari estimasi semula," kata dia.

Dharmananda menuturkan, untuk memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan secara internasional, tidak mudah. Seperti main construction (konstruksi utama) yakni lantai area balap sepeda, terbuat dari kayu yang materialnya secara khusus harus sesuai rekomendasi organisasi sepeda internasional.

"Kita sih, tetap usulkan pakai kayu dalam negeri yakni kayu Merbau dari Sumatera Selatan, namun kalau UCI (asosiasi sepeda internasional) menilai tidak memenuhi syarat, ya no option (tak ada pilihan) harus impor kayu dari Siberia," kata dia.

Trek balap sepeda ini, menurut Dharmananda, memiliki lingkar dengan panjang sekitar 250 meter, sedangkan lebar lingkaran 5,5 meter.

Kayu yang dipasang ini, tidak boleh lebih sedikit pun atau kurang, karena semua harus penuhi standar UCI. Kapasitas velodrome ini juga cukup besar yakni mampu menampung hingga 3.000 orang. Sekitar 1.000 tempat duduk di antaranya, temporary (sementara) saja.

No comments:

Post a Comment