Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon petahana dalam Pilgub DKI 2017 nanti, Basuki T Purnama alias Ahok belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait masalah lalu lintas. Sejauh ini, dia masih disibukkan dengan peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sejumlah titik di Jakarta.
Ahok hanya terakhir menyampaikan idenya soal kemacetan DKI, pada tahun 2013 silam. Saat itu dirinya menjabat menjadi wakil gubernur DKI. Dia hanya menginginkan sejumlah pihak saling mendukung untuk mencari solusi bersama-sama. Salah satunya dengan tidak ada lagi ego sektoral dalam mengatasi kemacetan dan tidak ada lagi kecelakaan lalu lintas.
Jelang Pilgub DKI nanti, para pesaing mulai gencar mengeluarkan pelbagai ide atasi masalah kemacetan DKI. Terutama untuk mengalahkan Ahok dalam pertarungan memperebutkan kursi orang nomor satu DKI.
Berikut cara para pesaing Ahok atasi Kemacetan di Jakarta, Senin (14/3):
1.
Yusril Ihza Mahendra
Merdeka.com - Ahli Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra pun sudah siap untuk membenahi Jakarta jika terpilih nanti. Mulai dari macet, banjir, dan penggusuran. Yusril membuat misi visi untuk mebuat ibu kota tidak lagi macet. Dirinya ingin jika menjadi DKI, masalah Jakarta ditangani pemerintah pusat dan terintegrasi dengan Banten dan Jawa Barat.
"Saya mau benahi itu persoalannya dari hal yang mendasar, mengenai struktur pemerintahan DKI ini sendiri. Jadi kesulitan kita dalam menangani persoalan banjir itu adalah penataan wilayah yang sebenarnya tidak hanya Jakarta, tetapi juga di wilayah sekitarnya terutama di Provinsi Banten dan di Provinsi Jawa Barat. Karena itu penyelesaian masalah Jakarta harus terintegrasi dengan Banten dan Jawa Barat," ucapnya kepada merdeka.com di Kediamannya, (3/3).
"Jadi soal banjir, sampah, kemacetan lalu lintas, kuncinya itu ada di situ. Kalau selama ini kan integrasi wilayahnya enggak jalan. Enggak mungkin orang yang ada di Jakarta setiap hari disuruh tinggal di Jakarta semua," tambahnya.
Yusril menyakini dengan cara tersebut penataan dengan Jawa Barat dan Banten bisa lebih efektif karena langsung di-handle oleh menteri dan pemerintah pusat. "Jadi kalau kita lihat, ini persoalannya mendasarnya itu ada di mana. Kalau ibarat penyakit itu, jangan dicari gejalanya. Tetapi yang harus dicari itu apa penyebab penyakit ini timbul. Persoalan Jakarta harus kita selesaikan dari situ," bebernya.
"Jadi membangun wilayah-wilayah pemukiman dan kota-kota satelit baru di sekitar Jawa Barat dan Banten, serta harus dihubungkan dengan kereta api, yang menjamin orang yang tinggal di Serang (Banten), hanya membutuhkan 30 menit untuk sampai ke tempat kerjanya," tandasnya.
"Saya mau benahi itu persoalannya dari hal yang mendasar, mengenai struktur pemerintahan DKI ini sendiri. Jadi kesulitan kita dalam menangani persoalan banjir itu adalah penataan wilayah yang sebenarnya tidak hanya Jakarta, tetapi juga di wilayah sekitarnya terutama di Provinsi Banten dan di Provinsi Jawa Barat. Karena itu penyelesaian masalah Jakarta harus terintegrasi dengan Banten dan Jawa Barat," ucapnya kepada merdeka.com di Kediamannya, (3/3).
"Jadi soal banjir, sampah, kemacetan lalu lintas, kuncinya itu ada di situ. Kalau selama ini kan integrasi wilayahnya enggak jalan. Enggak mungkin orang yang ada di Jakarta setiap hari disuruh tinggal di Jakarta semua," tambahnya.
Yusril menyakini dengan cara tersebut penataan dengan Jawa Barat dan Banten bisa lebih efektif karena langsung di-handle oleh menteri dan pemerintah pusat. "Jadi kalau kita lihat, ini persoalannya mendasarnya itu ada di mana. Kalau ibarat penyakit itu, jangan dicari gejalanya. Tetapi yang harus dicari itu apa penyebab penyakit ini timbul. Persoalan Jakarta harus kita selesaikan dari situ," bebernya.
"Jadi membangun wilayah-wilayah pemukiman dan kota-kota satelit baru di sekitar Jawa Barat dan Banten, serta harus dihubungkan dengan kereta api, yang menjamin orang yang tinggal di Serang (Banten), hanya membutuhkan 30 menit untuk sampai ke tempat kerjanya," tandasnya.
2.
Ahmad Dhani
Merdeka.com - Kemacetan di sejumlah titik ibu kota masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Meski Pemprov DKI sudah melakukan berbagai upaya, kemacetan di tiap titik rawan masih terus terjadi.
Musisi Ahmad Dhani mengklaim punya solusi untuk menanggulangi kemacetan di Jakarta. Menurut dia, kemacetan bisa diatasi dengan membuat satu kebijakan.
Di mana truk dan bus hanya boleh menggunakan jalur kiri. Bukan tanpa alasan, mantan suami Maia Estianti ini menjelaskan kemacetan terjadi karena truk dan bus tidak melintas di jalurnya.
"Sebenarnya simpel ya tol itu macet gara-garanya truk dan bus enggak tertib. Kalau susah bikin kebijakan truk dan bus hanya boleh lewat tol jam malam, dibikin lah truk di kiri terus. Kalau gitu itu enggak akan macet. Karena yang bikin macet sopir truk itu enggak ngerti kalau enggak boleh di tengah," kata Dhani di kediamannya, Jakarta, Rabu (17/2).
Musisi Ahmad Dhani mengklaim punya solusi untuk menanggulangi kemacetan di Jakarta. Menurut dia, kemacetan bisa diatasi dengan membuat satu kebijakan.
Di mana truk dan bus hanya boleh menggunakan jalur kiri. Bukan tanpa alasan, mantan suami Maia Estianti ini menjelaskan kemacetan terjadi karena truk dan bus tidak melintas di jalurnya.
"Sebenarnya simpel ya tol itu macet gara-garanya truk dan bus enggak tertib. Kalau susah bikin kebijakan truk dan bus hanya boleh lewat tol jam malam, dibikin lah truk di kiri terus. Kalau gitu itu enggak akan macet. Karena yang bikin macet sopir truk itu enggak ngerti kalau enggak boleh di tengah," kata Dhani di kediamannya, Jakarta, Rabu (17/2).
3.
Sandiga uno
Merdeka.com - Pengusaha Sandiaga Salahudin Uno pun ikut meramaikan Pilgub DKI 2017. Dirinya pun yakin bisa menata Jakarta kearah yang lebih baik. Dengan latar belakang Sandiaga sebagai pengusaha,tidak membahas persoalan kemacetan yang ada di Jakarta. Dirinya menekankan jika dirinya menjadi DKI 1 akan mengembangkan penduduk Jakarta dengan cara pemerataan ekonomi.
"Pemerataan ekonomi dan bagaimana melatih masyarakat Jakarta agar mampu mendapatkan ekstra income," ucapnya saat ditemui merdeka.com.
Kemudian, moda transportasi di Jakarta yang perlu dibenahi menurutnya yaitu soal kelayakan transportasi. "Kelayakan. Ketersediaan, dan keamanan moda transportasi umum," bebernya.
Kemudian, dirinya pun memiliki cara untuk membenahi perkampungan kumuh di Jakarta yaitu dengan cara memaksimalkan anggaran belanja daerah untuk sektor-sektor tersebut. "Mereka tinggal di situ pasti karena terpaksa. Kalau mereka punya pekerjaan dan penghasilan yang layak, mereka akan pilih tinggal di tempat yang lebih layak. Berarti pemerintah harus berupaya memaksimalkan belanja daerah untuk sektor-sektor yang produktif. Supaya perputarannya juga bisa dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.
Sandiaga pun yakin bahwa dirinya bisa memimpin Jakarta kearah yang lebih baik dengan modal dirinya sebagai pengusaha, dengan cara memfokuskan persoalan Jakarta dengan memperbaiki hidup masyarakat.
"Banyak orang yang datang ke Jakarta dengan keinginan yang sama: ingin memperbaiki hidup mereka. Secara khusus di bidang ekonomi. Kita fokus pada masalah-masalah tersebut," tandasnya.
"Pemerataan ekonomi dan bagaimana melatih masyarakat Jakarta agar mampu mendapatkan ekstra income," ucapnya saat ditemui merdeka.com.
Kemudian, moda transportasi di Jakarta yang perlu dibenahi menurutnya yaitu soal kelayakan transportasi. "Kelayakan. Ketersediaan, dan keamanan moda transportasi umum," bebernya.
Kemudian, dirinya pun memiliki cara untuk membenahi perkampungan kumuh di Jakarta yaitu dengan cara memaksimalkan anggaran belanja daerah untuk sektor-sektor tersebut. "Mereka tinggal di situ pasti karena terpaksa. Kalau mereka punya pekerjaan dan penghasilan yang layak, mereka akan pilih tinggal di tempat yang lebih layak. Berarti pemerintah harus berupaya memaksimalkan belanja daerah untuk sektor-sektor yang produktif. Supaya perputarannya juga bisa dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.
Sandiaga pun yakin bahwa dirinya bisa memimpin Jakarta kearah yang lebih baik dengan modal dirinya sebagai pengusaha, dengan cara memfokuskan persoalan Jakarta dengan memperbaiki hidup masyarakat.
"Banyak orang yang datang ke Jakarta dengan keinginan yang sama: ingin memperbaiki hidup mereka. Secara khusus di bidang ekonomi. Kita fokus pada masalah-masalah tersebut," tandasnya.
No comments:
Post a Comment