Thursday, March 24, 2016

Adhyaksa Dault: Kalau One on One Ahok Kalah

Eks Menpora Adhyaksa Dault telah bulat maju Pilgub DKI. Adhyaksa yakin calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa dikalahkan asalkan satu lawan sastu.

"Saya yakin Ahok kalau one on one pasti kalah. Petahana diuntungkan dengan kekuasaan juga struktur, tapi saya kira kalau one on one dia akan kalah," kata Adhyaksa Dault dalam kunjungan ke kantor detikcom di Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2016).

Adhyaksa memantau tiga survei terkini tentang Pilgub DKI, hasilnya dari segi popularitas Ahok memang kuat karena memang semua orang tahu Ahok sebagai petahana. Namun dari segi elektabilitas Ahok berada di kisaran 43%, angka itu menurutnya kecil untuk ukuran incumbent.

"Seorang incumbent dengan 43 persen kecil sekali. Tiga kali survei dan dia itu declining, turun terus. Artinya masih banyak undecided voters, kalau mereka bersatu kalah dia," kata Adhyaksa.

Lalu apa sebenarnya strategi yang digunakan Adhyaksa untuk menandingi Ahok di Pilgub DKI?

"Sulit kalau strategi, saya berpegang kepada tidak ada yang bisa menembus dinding takdir kecuali doa," kata Adhyaksa. 

Adhyaksa memandang, secara logika petahana punya peluang menang. Apalagi dengan isu-isu didukung pengusaha. Namun dia yakin takdir bakal mengalahkan logika.

"Secara logika petahana bisa menang, sulit mengalahkan petahana dengan kedekatan dengan pengusaha-pengusaha. Secara logika dia akan menang, tapi takdir akan menentukan yang lain," kata Adhyaksa.
Eks Menpora Adhyaksa Dault menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menempatkan diri layaknya superman. Sedangkan Adhyaksa memandang untuk menata Jakarta diperlukan tim yang kuat.

"Perbedaan saya dengan Ahok, dia kan superman, kalau saya pengin super team," kata Adhyaksa dalam kunjungan ke kantor detikcom di Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2016).

Jika dirinya terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta, Adhyaksa Dault ingin menerapkan konsep green governance. Dia tidak akan memberi izin pembangunan hotel, mal, dan universitas.

"Saya ingin membangun green governance, pemerintahan yang hijau," kata Adhyaksa.

"Kalau saya jadi gubernur, tiap kelurahan ada lapangan bola, minimal futsal. Anak-anak mau main di mana, sekarang anak-anak main ke mal-mal. Ada anak main sepak bola tapi kegendutan, ternyata mainnya Play Station. Kalau di tiap kelurahan ada lapangan futsal, itu nanti serbaguna bisa dipakai senam ibu-ibu, jadi ada kanalisasi. Nanti kita beli rumah pakai APBD atau CSR perusahaan, jadi warga punya rumah kreativitas, mereka ada kanalisasi di setiap kelurahan," imbuhnya.

Dia juga sudah mempersiapkan hal-hal urgen yang harus segera dilakukan kalau terpilih jadi gubernur DKI, seperti apa?

"Yang urgen ya administrasi, human capital, dan komunikasi internal dan eksternal. Tidak bisa kita superman, kita harus super team. Tidak bisa kalau tidak mampu bayar pajak pindah rumah dari Jakarta, kita harus cari solusi. Human capital, siapa PNS yang rajin dan punya otak bagus diseleksi," kata Ahdyaksa.

"Kemudian internal dan eksternal, eksternal hubungan dengan DPRD, BPKP, harus bisa. Tidak bisa semua main salah-salahan. Bang Ali Sadikin dalam bukunya mengatakan saya bersyukur kepada Tuhan pendengaran saya tajam sehingga bisa mendengarkan suara rakyat Jakarta. Bukan orang nyalahin terus tapi ndengerin. Komunikasi itu bukan berarti kompromi, kompromi bukan kong kalikong," katanya.

Dia juga punya 9 manifesto Jakarta Sejahtera yang bakal diterapkan jika terpilih jadi Gubernur DKI. Adhyaksa juga ingin menyelesaikan persoalan khas DKI seperti banjir dan macet.

"Yang utama tetap pada macet dan banjir, tapi itu tidak seperti membalik telapak tangan. Gimana mengatasi banjir memang perlu tangan besi, perlu ketegasan terhadap NJOP tanah yang mau dibebasin, kalau nggak Jakarta tidak akan pernah selesai. Kanal Banjir Barat dan Timur kalau selesai kan mengurangi banjir. Kalau bicara soal ruang terbuka hijau saya juga setuju," tegasnya. 

Meski demikian Adhyaksa juga terus melakukan persiapan-persiapan menghadapi Pulgub DKI. Relawannya juga bergerak mengumpulkan KTP dukungan. Dia juga terus mensosialisasikan 9 program sebagai berikut:

1. Warga Jakarta dengan pendidikan minimum kejuruan
2. Warga Jakarta yang terjamin kesehatannya 
3. Warga Jakarta terjamin pekerjaannya
4. Warga Jakarta yang memiliki rumah
5. Warga Jakarta yang memiliki tabungan dan investasi
6. Warga Jakarta memiliki jaminan sosial dan hari tua
7. Warga Jakarta yang dijamin hak hukumnya secara maksimal
8. Warga Jakarta yang dijamin keamanan dan keselamatannya
9. Warga Jakarta yang dijamin kebutuhan-kebutuhan pokoknya

No comments:

Post a Comment