Sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, mengenang masa-masa kepemimpinanJoko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sewaktu masih menjadi gubernur dan wakil gubernur di Jakarta.
Menurut dia, Jokowi dan Ahok (sapaan Basuki) merupakan pasangan ideal, layaknya Presiden ke-1 RI dan Wapres ke-1 RI, Soekarno dan Mohammad Hatta.
"Dulu kita punya pasangan yang ideal, yaitu Soekarno dan Hatta. Soekarno orangnya banyak omong, nah Hatta yang mengurus administrasinya. Mereka saling melengkapi," ujar Thamrin di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Senin (22/2/2016).
Hal yang sama terjadi pada Jokowi-Ahok. Tidak seperti pemimpin pada umumnya, kata Thamrin, Jokowi bukanlah sosok insipiring leader, melainkan inspiring manager. Sebab, Jokowi selalu turun langsung ke lapangan untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan benar.
Hal itu dikenal dengan nama blusukan sampai saat ini. Sosok Jokowi yang senang blusukan, tetapi pendiam itu diimbangi oleh sosok Ahok yang tegas. Selagi Jokowi berada di luar, Ahok yang membereskan urusan birokrasi di internal pemerintahan.
"Dengan sifat Jokowi seperti itu, dia harus ditemani orang yang tegas. Itulah yang dilakukan Ahok. Dia pecat-pecatin orang sambil ngata-ngatain. Jokowi enggak begitu, tetapi diam-diam dia tanda tangani persetujuan pemecatan. Nah, saling melengkapi," ujar Thamrin.
Namun, faktanya kini Jokowi sudah menjadi Presiden RI. Naiknya Jokowi menjadi Presiden mengangkat Ahok menjadi Gubernur DKI. Menjelang Pilkada DKI 2017, kembali muncul pertanyaan siapa yang cocok mendampingi Ahok agar "roh" Soekarno-Hatta muncul lagi?
"Jadi, siapa yang cocok jadi pendamping Ahok? Itu adalah orang yang berlawanan dengan Ahok yang keras dan tegas. Saya rasa harus orang Jawa, yang soft," ujar Thamrin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Djarot Syaiful Hidayat, merupakan keturunan Jawa yang memiliki sifat pendiam. Apakah Djarot yang dimaksud Thamrin?
Thamrin tidak menjawab hal itu. Dia hanya menegaskan pasanganAhok nantinya harus bisa menjadi sosok peredam supaya mereka bisa saling melengkapi, seperti Soekarno dan Hatta. (Baca: "Cinta Pada Pandangan Pertama" Djarot dengan Ahok dan Peluang di Pilgub 2017)
No comments:
Post a Comment