Tuesday, March 29, 2016

Rahmat HS Sempat Demo Ahok dan Kini Mundur dari Hanura

Mantan Wakil Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Rahmat HS beberapa kali terlihat ikut berdemonstrasi ke Balai Kota DKI Jakarta. 

Pertama, ia berdemo pada tahun 2013 lalu. Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih menjabat Wakil Gubernur DKI dan berkonflik dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana. 

Para pendemo menuntut Ahok meminta maaf kepada Lulung karena menuding anggota DPRD DKI tersebut yang menggerakkan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang. Rahmat turut serta berdemo dengan warga lainnya yang tergabung dalam Rakyat Jahit Mulut Ahok (Rajjam). 

Tak hanya Rahmat, tokoh Betawi lainnya, Eki Pitung, juga berdemo dan akhirnya ditemui oleh Ahok. Berdasarkan video yang diunggah oleh akun Jokowi Presiden RI di YouTube berjudul "Ahokvs Haji Lulung", terlihat Rahmat mengenalkan diri sebagai Ketua Forum Pemuda Betawi.

"Kami bukan mempersoalkan PKL, tetapi permintaan maaf ke Haji Lulung," kata Rahmat kepada Ahok, medio Juli 2013 lalu. 

Kemudian, Ahok menelepon Lulung dan para pendemo menyudahi aksinya. Saat pulang, para pendemo, termasuk Rahmat, mendapat kartu nama Ahok

Saat dikonfirmasi, Selasa (29/3/2016), Rahmat membantah jika dirinya disebut sebagai "orang" Lulung. Rahmat menegaskan bahwa dirinya sempat ikut berdemonstrasi karena tidak sepakat dengan beberapa hal yang dilakukan Ahok terkait penertiban Tanah Abang.

"Saya enggak ada hubungan sama Lulung. Kebetulan sama-sama Tanah Abang saja. Saya kritis soal perilaku, cara ngomong, tutur sapa Ahok yang asal saja," ujar Rahmat.
Permasalahkan USB 

Setelah itu, Rahmat juga terlihat pernah mengunjungi Balai Kota pada Maret 2015. Rahmat beserta Eki Pitung dan lainnya berusaha masuk untuk menemui Ahok. Mereka menuntut klarifikasi Ahoktentang pemberian nama calon anak sapi di Rumpin, Kabupaten Bogor, yakni "USB" (untuk sapi Betawi). 

Selain itu, mereka juga menuntut Ahok meminta maaf kepada warga Betawi atas pernyataannya tersebut. 

"Kami minta Ahok mengklarifikasi pernyataannya di Rumpin yang memelesetkan USB dengan Betawi, itu sama saja rasialis. Kami minta Ahok jangan suka mancing-mancing emosinya warga Betawi. Setelah mendapat klarifikasi, kami langsung pulang kok,ngapain lama-lama di sini," kata Rahmat. 

Namun, akhirnya Ahok tak menemui mereka. Rahmat dan kawan-kawan hanya ditemui oleh Badan Kesatuan, Kebangsaan, dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta. 
Pilih Mundur karena Hanura dukung Ahok 

Mengetahui partainya mendukung Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, Rahmat pun memilih mundur dari Hanura. Menurut dia, keputusan Hanura mendukung Ahoktidak sesusai dengan aspirasi kader akar rumput. Ia pun melepas atribut Hanura dan mengundurkan diri secara resmi.

"Saya malu ikut Hanura kalau mendukung cagub yang menurut saya enggak punya etika, tutur kata, sopan santun kepada warga Jakarta. Apalagi, secara historis, Hanura paling depan memerangiAhok. Ini sangat ironis, akhirnya Hanura dukung Ahok," kata Rahmat. 

Ia pun menyebut akan langsung memberi surat pengunduran diri kepada Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Sebab, saat masuk partai, ia juga langsung mengajukan kepada Wiranto. 

"Saya masuk lewat Ketum dan keluar langsung lewat Ketum. Legalnya saya kasih Ketum," kata Rahmat.

No comments:

Post a Comment